Gubernur Jabar Ridwan Kamil paparkan berbagai program inovasi ketahanan pangan kepada Badan Legislasi DPR RI( foto:diskominfo) |
Kepada rombongan Baleg DPR RI
yang dipimpin oleh Wakil Baleg DPR RI Willy Aditya, Kang Emil --sapaan Ridwan
Kamil-- mengatakan bahwa pertanian dan pangan merupakan salah satu sektor yang
bertahan bahkan tumbuh di masa pandemi global COVID-19.
Bersamaan dengan meningkatnya
adaptasi digital karena pandemi, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar pun
fokus mendorong inovasi dalam penerapan Pertanian 4.0 di Jabar.
"Digital mempercepat
visi-misi UU ketahanan pangan ini. Pangan ini akhirnya menjadi orientasi kami
untuk memastikan Jabar menjadi sebuah provinsi swasembada. Revolusi digital ini
kami praktikkan ke seluruh urusan pangan, misalnya memberi makan (ternak) pakai
hp," ucap Kang Emil.
Di Kabupaten Indramayu, ia
mencontohkan, memberi makan lele sudah menggunakan hp melalui aplikasi
E-Fishery. Dari aplikasi di hp, sensor akan menggerakkan mesin yang
mengeluarkan makanan.
Selain itu, ada juga teknologi
Fish Finder di Kabupaten Sukabumi. Aplikasi dengan memanfaatkan satelit ini
akan mencari titik lokasi berkumpulnya ikan.
Yang paling canggih, menurut Kang
Emil, adalah Si Perut Laper alias Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan
Perkebunan. Si Perut Lapar pun termasuk satu dari delapan inovasi Jabar dalam
Innovative Government Award 2020.
"Aplikasi itu canggih, klik
koordinat, akan jelaskan (lahan) ini cocoknya untuk ditanam apa. Dengan begitu,
produktivitas dan pendapatan naik. Ini best practice yang layak dinasionalkan,
terutama bagi petani yang tidak tahu menanam apa," ucap Kang Emil.
Inovasi Jabar lainnya untuk
mendukung digitalisasi pangan antara lain Talisa (Pusat Digital &
Distribusi Desa), Pertanian Infus, hingga program Petani Milenial.
"Bulan depan, kami launching Petani Milenial. Anak-anak milenial diberi pinjaman lahan ribuan meter untuk menanam apa yang kami suruh. Mereka tidak usah pusing menjual ke mana, karena kami yang beli. Kami sudah buat forum off taker-nya," kata Kang Emil.
Selain itu, kata Kang Emil, kita juga
saat ini tengah mematangkan Rancangan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang
Rencana Pangan Jabar Tahun 2020-2024.
"Saya sedang persiapan
Pergub untuk implementasikan UU Nomor 18 Tahun 2012. (Ruang lingkup terkait)
produksi pangan, cadangan pangan, ekspor-impor, kebutuhan konsumsi pangan,
distribusi, hingga penganekaragaman pangan," ujarnya.
Gubernur Jabar didampingi Pangdam III/Slw dan Kapolda Jabar ( foto:diskominfo) |
Kang Emil pun menjelaskan, mind
maps atau pemetaan kebijakan ketahanan pangan di Jabar berkaitan dengan
digital, emergency (kedaruratan), swasembada, dan Zonasi Ketahanan.
"Saya simpulkan bahwa
visi-misi di UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan ini sedang kami terjemahkan.
Kelebihannya, kami punya big data," ujar Kang Emil.
Sementara itu, Wakil Ketua Baleg
DPR RI, Willy Aditya mengatakan, dirinya terkesan dengan Si Perut Lapar. Ia pun
mengapresiasi berbagai inovasi Jabar dalam mendukung implementasi UU tentang
pangan.
"Ketika ada inovasi baru,
melahirkan tranformasi. Kami dari DPR RI khususnya Baleg, mengapresiasi ini.
Saya paling terkesan dengan Si Perut Laper, (menjelaskan) tanah ini cocok
ditanam apa. Harusnya semua kementerian/lembaga terkait, provinsi,
kabupaten/kota, memiliki hal itu sehingga masalah konversi lahan bisa kita
atasi," ucap Willy.
"Kami dapat (penjelasan)
skema luar biasa, dari ketersediaan pangan, inovasi, proses distribusi, hingga
masalah lahan," kata Willy.
"Regulasi pun harus mampu melihat (potensi digitalisasi pangan) itu jauh ke depan. Spiritnya, kami jadi fasilitator. Digitalisasi itu harus didorong dengan regulasi yang kompatibel dan kondusif," tutupnya.
Turut hadir dalam acara ini
antara lain Kapolda Jabar Irjen Pol. Ahmad Dofiri, Pangdam III/Siliwangi
Nugroho Budi Wiryanto, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi
Jabar Taufiq Budi Santoso, hingga anggota Baleg DPR RI dari Fraksi Partai
Golkar Nurul Arifin, Ketua Komisi II DPRD Jabar Rachmat Djati ( hms/red)