BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, saat ini jumlah penduduk Jabar ada
sekitar 50 juta orang, sekitar 36 juta orang atau 70 persennya harus divaksin. Untuk itu agar vaksinasi COVID-19 di Jabar berjalan optimal
dan waktu penyuntikan dapat dipercepat. Kita sedang mempersiapkan skenario
penyuntikan vaksin COVID-19.Gubernur Jabar Ridwan Kamil ( foto: humas)
Hal itu dikatakan Kang Emil
--sapaan Ridwan Kamil-- dalam Diskusi Publik Dewan Pers bertajuk
"Vaksinasi COVID-19, Perubahan Perilaku, dan Desiminasi Informasi:
Transparansi dan Keadilan dalam Distribusi Vaksin COVID-19" via konferensi
video di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (22/1/2021).
"Minggu ini kami sedang
membuat skenario supaya vaksinasi COVID-19 sukses, dan waktu vaksinasi dapat
dipercepat. Jika vaksinasi COVID-19 berjalan lama, ekonomi Jabar sulit untuk
bangkit," kata Kang Emil.
Untuk membentuk kekebalan
komunitas atau herd immunity, Jabar harus menyuntik vaksin COVID-19 kepada 70
persen penduduk atau 36 juta warga. Dengan begitu, kata Kang Emil, Jabar
memerlukan sekitar 72 juta dosis vaksin COVID-19.
"Karena 70 persen ini cukup
untuk melindungi yang 30 persen, maka dari total 50 juta jiwa penduduk Jabar,
sekitar 36 juta orang harus divaksin," ucapnya.
"Kami butuh sekitar 72 juta
dosis. Urutannya nakes dulu, baru profesi lain yang rawan, termasuk wartawan
menurut saya rawan. Kemudian masyarakat umum di rentang umur 18-59 tahun,"
imbuhnya.
Kang Emil mengatakan, untuk
mempercepat vaksinasi COVID-19, Jabar membutuhkan tambahan vaksinator. Saat
ini, Pemda Provinsi Jabar menyiapkan 11.000 vaksinator secara bertahap.
Jika jumlah vaksinator hanya
11.000, vaksinasi COVID-19 di Jabar akan berlangsung selama 15 bulan. Sementara
itu, Kang Emil menargetkan vaksinasi COVID-19 di Jabar tuntas dalam waktu enam
sampai delapan bulan.
"Menurut saya (15 bulan)
kelamaan. Jadi sekarang kita lagi menghitung bagaimana caranya agar tidak 15
bulan, tapi bisa enam sampai delapan bulan," katanya.
"Penyuntik di Jabar sekarang berjumlah 11 ribuan, tidak akan cukup karena butuh 30 ribuan penyuntik untuk selesai di enam sampai delapan bulan vaksinasi, berarti saya harus rekrut vaksinator tambahan," imbuhnya.
Menurut Kang Emil, selain
vaksinator, tempat penyuntikan vaksin COVID-19 harus diperbanyak. Saat ini,
tempat penyuntikan Jabar berada dikisaran 1.000 tempat. Setidaknya, kata ia,
Jabar harus menambah 1.000 tempat penyuntikan.
"Kalau waktunya mau cepat
berarti tempatnya diperbanyak. Sekarang saya lagi mencari seribuan titik
penyuntikan, mungkin di gedung serba guna, gor atau gedung lainnya yang bisa
dimanfaatkan," tuturnya.
Selain itu, Kang Emil berharap
pemerintah pusat menyerahkan data penerima vaksin kepada pemerintah pusat. Hal
itu untuk memudahkan pelacakan apabila ada calon penerima vaksin yang tidak
datang saat waktu penyuntikan.
Saat ini, data siapa yang akan
divaksin ada di Kementerian Kesehatan RI.
Menurut Kang Emil, hal itu dirasa kurang tepat.
"Jadi kami Jabar memohon ke
(pemerintah) pusat kewenangan mengatur siapa yang divaksin diserahkan secara
desentralisasi ke daerah, karena kami orang lapangan yang lebih tahu,"
katanya.(hms/red)