Kabid PSMA Disdik Jabar Yesa Sarwedi ( foto:istimewa) |
Menurut Yesa, sebagaimana
dikatakan oleh Kemendikbud, Nadiem Makarim bahwa tujuan AN adalah untuk
memantau keberhasilan pembelajaran di setiap sekolah, jadi Asesmen Nasional
tidak menentukan kelulusan.
Untuk diketahui bahwa, sampai
saat ini pendataan peserta Asesmen Nasional di SMA/MA di Jabar telah mencapai
71% atau 2.080 sekolah. Adapun jumah SMA yang mengikuti Asesmen Nasional
sebanyak 1.646 sekolah dengan 231.697 peserta. Untuk madrasah aliah (MA)
sebanyak 1.269 sekolah, dengan 23.128 peserta.
"Proses pendataan sudah
berjalan. Untuk kebijakan, posisi kita tentu saja mengikuti keputusan pusat
(Kemendikbud)," kata Yesa, baru-baru ini.
Sebagai informasi bahwa pada Kamis, 21 Januari 2021 lalu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dalam rapat virtual
dengan Komisi X DPR RI, mentakan, bahwa pelaksanaan Asesmen Nasional yang
sedianya dijadwalkan pada Maret 2021, diundur menjadi bulan September-Oktober
2021.
Diundurnya pelaksanaan Asesmen
Nasional ini, menurut Mendikbud dengan alasan antisipasi pandemi yang relatif
meningkat. "Jadi, Kemendikbud memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen
Nasional dengan target jadwal baru, yaitu September dan Oktober 2021.
Adapun alasan lainnya, menurut
Mendikbud, adalah memastikan kesiapan sekolah penyelenggara Asesmen Nasional
memiliki sarana dan prasarana protokol kesehatan yang memadai. Begitu juga
untuk urusan logistik pelaksanaan Asesmen Nasional.
”Kesiapan logistik dan
infrastruktur itu harus optimal untuk memastikan protokol kesehatan terjaga dan
keamanan bagi siswa,” tuturnya.
Namun, Mendikbud memastikan
Asesmen Nasional tetap dilaksanakan tahun ini. Sebab, Asesmen Nasional
bertujuan untuk mengetahui learning outcome dan seberapa besar gap loss yang
terjadi akibat pandemi.
”Kita tidak ada ujian dalam skala
nasional di 2020 karena pandemi Covid-19 dan tahun 2021 pun kalau tidak
dilaksanakan, kita tidak punya data point baseline. Artinya, kita tidak akan
bisa mengetahui mana sekolah dan daerah yang paling tertinggal. Kalau kita
tidak bisa mengetahui sekolah mana yang paling tertinggal, kita tidak bisa
membuat strategi penganggaran dan bantuan untuk sekolah yang membutuhkan
bantuan,” tandasnya. (*/sein).