Inilah 10 Kepala Daerah peraih Anugrah PWI |
Menurut Ketua Umum PWI Atal
S.Depari, selaku Penanggungjawab HPN 2021, mengatakan bahwa penghargaan ini
merupakan apresiasi insan pers terhadap para bupati/walikota yang peduli
kebudayaan dan literasi media. Yang dipilih oleh tim juri yang terdiri dari
para wartawan senior, penulis, budayawan dan akademisi, dan pekerja
seni-budaya.
Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI
Pusat Yusuf Susilo Hartono, menambahkan, ke-10 bupati/walikota penerima
anugerah, ini memiliki strategi, kinerja, dan kekuatan masing-masing, dalam
pemajuan kebudayaan daerahnya, baik sebelum maupun pada saat pandemi.
h"Pada umumnya, mereka
merawat warisan masa lalu, kemudian merawat, memanfaatkan, mengembangkan dan
melindunginya, dengan berbagai regulasi. Selain itu mengembangkan dengan
"bungkus" dan cara masa kini, termasuk di dalamnya menggunakan
teknologi dan media sosial. Dengan demikian budaya lokal bisa menyumbangkan
warna pada kebudayaan nasional, sekaligus global."
Strategi
dan Kinerja
Bagaimana strategi dan kinerja
kebudayaan, masing- masing kepala daerah tersebut? Yusuf menjelaskan bahwa
Bupati Banggai - Sulawesi Tengah H. Herwin Yatim menjadikan gerakan dan gaya hidup Pinasa sebagai muara
perilaku hidup bersih, cinta lingkungan, dan tradisi yang terbarukan. Walikota Bogor - Jawa Barat Bima Arya Sugiarto dengan merevitalisasi filosofi kearifan lokal
Sunda Sahitya Raksa Baraya membangun kemajuan kota Bogor dalam
kebersamaan lintas etnis hingga agama, dengan dukungan media. Walikota Denpasar - Bali IB Rai Dharmawijaya
Mantra memajukan kebudayaan di jantung pulau dewata dengan konsep Orange Economi, yang memadukan
ekonomi kreatif dan kultur, dengan prinsip keseimbangan.
Bupati Majalengka-Jawa Barat H.
Karna Sobahi mengubah stigma daerah pensiunan itu menjadi gemebyar seperti sekarang dengan
spirit kearifan lokal Ngamumule Budaya, Ngawangun Majalengka Raharja. Walikota
Mojokerto Jawa Timur Ika Puspitasari meski dengan anggaran kebudayaan yang
kecil, tapi dengan Spirit Mojopahit yang
besar, mampu menciptakan berbagai program menarik, sambil mengatasi berbagai tantangan, diantaranya penghacuran
bangunan bersejarah untuk kepentingan komersial.
Walikota Parepare, Sulawesi
Selatan H.M. Taufan Pawe meneguhkan kota pelabuhan itu dengan ikon baru sebagai
Kota Cinta Sejati Habibie - Ainun, lengkap dengan aneka program hingga infra
struktur pendukungnya. Walikota Tegal,
Jawa Tengah H. Dedy Yon Supriyono dengan Jitak Jakwir, mengembangkan
budaya lokal sebagai kekuatan masyarakat yang dedikatif, berkarakter, dan
bermartabat.
Walikota Singkawang Kalimantan
Barat Tjhai Chui Mie mampu "mengorkestrasi" modal budaya leluhur
Tidayu (Tionghoa, Dayak Melayu) dan perkembangan masa kini, untuk meraih
kesejahteraan dalam keharmonisan. Bupati Sumedang, H.Dony Ahmad Munir, dengan roh Sumedanglarang, memelihara
nilai-nilai lama yang baik, dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik,
untuk menjawab tantangan masa kini. Walikota Semarang, Jawa Tengah H. Hendrar Prihadi menjaga
keberagaman dalam kebersamaan, antara lain dengan menggunakan media massa/media
sosial dan teknologi baru yang sedang tren, untuk mewujudkan kota perdagangan
dan jasa, yang sejahtera.Salah satu kepala daerah peraih Anugrah PWI
Budaya
Maya Menguat
Sehingga strategi dan kinerja
bupati walikota penerima penghargaan ini, menggunakan dua pendekatan : masa
normal dan masa pandemi. Sementara itu, pada anugerah tahun sebelumnya, 2016
dan 2020, para bupati/walikota hanya menggunakan satu pendekatan, masa normal.
Pandemi Covid-19 yang tengah melanda umat manusia di seluruh muka bumi termasuk Indonesia, hingga saat ini hampir setahun, banyak sekali cara hidup (sebagai salah satu inti kebudayaan) yang terderupsi. Yang dulu ada sekarang hilang, lalu muncul hal-hal baru yang dulu tidak pernah terbayangkan. "Memang, pandemi telah memporak-porandakan kebudayaan lama yang berbasis dunia "nyata" (benda dan tak benda). Tapi pandemi pula yang telah mendorong umat manusia semakin memperkuat dan menciptakan budaya baru, "maya" (tapi nyata), berbasis teknologi dan kecerdasan buatan", tandasnya.
Mencermati perkembangan yang ada,
terutama menguatnya budaya maya yang akan mempengaruhi cara hidup manusia hari
ini dan masa depan, Yusuf menegaskan bahwa Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2022
bakal dilakukakan pembaruan. Untuk itu, guna menjaring berbagai masukan,
menurut rencana pasca-HPN akan digelar
"silaturahmi virtual" yang melibatkan
para penerima Anugerah Kebudayaan PWI 2016, 2020, dan 2021, budayawan,
akademisi, pemerintah pusat, dan pihak terkait lainnya. (*/red).