GARUT, Faktabandungraya.com,--- Komisi
II DPRD Jawa Barat yang membidangai perekonomian, meninjau langsung ke lahan
milik Pemprov Jabar di kecamatan Wanaraja Kabupetan Garut yang akan ditempati
dan dikelola oleh 5.000 petani milenial.Romobongan Komisi II DPRD Jabar saat meninjau lahan untuk 5.000 petani milenial dikawasan
percontohan Smart Green House, Wanaraja Kab Garut. (foto:istimewa).
Kini lahan milik Pemerintah
provinsi sedang di kelola oleh BUMD Jabar yaitu PT.Agro Jabar, rencananya akan
diserahkan pengelaloannya kepada 5.000
petani milenial, dengan masing-masing diberikan lahan seluas 2.000 meter. Selain diberi lahan, petani milenial juga akan
diberikan modal oleh Bank BJB serta diberikan bimbingan dari Dinas Pertanian
dan Ketahanan Pangan. Hasil pertaniannya/ produknya dibeli oleh PT.Agro Jabar.
Untuk mengetahui sejauh mana
kesiapan dilapangan sebelum diluncurkannya program 5.000 petani milenial,
Komisi II DPRD Jabar, meninjau langsung ke lahan milik Pemprov Jabar di
kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut.
Anggota Komisi II Yuningsih
mengatakan, kita ingin program 5.000 petani milenial dapat meningkatkan hasil
produksi pertanian sebagai upaya
memenuhi ketahanan pangan Jabar dan Nasional.
Untuk itu, sebelum petani
milenial ini diterjunkan ke lapangan, tentunya kita ingin tahu sejauh mana
kesiapan dan persiapan dilapangan.
Jangan sampai pada saat mereka di kirim ke lokasi lahan yang akan
dikelola, kebingungan.
“ Kita di Komisi II DPRD Jabar, siap
mendorong pemerintah provinsi Jabar untuk dapat meningkatkan hasil produksi
pertanian dan mengoptimalkan lahan yang dimiliki dengan mengusung para petani
milenial”, ujarnya Yuningsih di Kawasan Pertanian Percontohan Smart Green
House, Wanaraja, Kabupaten Garut, Kamis (4/2/2021).
Dengan menurunkan 5.000 petani
milenial, tentunya diharapkan dapat lahan yang dikelola BUMD Jawa Barat yakni,
PT Agro Jabar harus mampu menghasilkan produk pertanian yang berdaya saing dan
unggul. Sebab, tantangan berat yang dihadapi PT Agro Jabar salah satunya ialah
daya saing produk pertanian dan teknologi yang diterapkan.Komisi II meninjau persemaian bibit di dikawasan percontohan Smart Green House,
Wanaraja Kab Garut. (foto:istimewa).
“Orientasi utamanya memang bukan
provit atau keuntungan, tetapi juga masyarakat harus dapat merasakannya
langsung,” harapnya.
Yuningsih menambahkan,
pengelolaan lahan untuk petani milenial tersebut harus memiliki verifikasi yang
jelas. Bahkan untuk menyaring masyarakat yang ingin mendaftarkan petani
milenial sudah cukup sulit. Sebab, dari laporan jajaran direksi PT Agro Jabar
dari 6000 pendaftar, 200 diantaranya tidak memenuhi syarat untuk menjadi petani
milenial. Selain itu, petani milenial juga didorong agar mampu bersaing dengan
hasil dari produk luar.
“Terlebih harus ada pendampingan
anggaran dari pemerintah daerah, dan tentunya kami harus mengawal agar bisa
berjalan dengan baik,” katanya.
Dia mengharapkan, tidak seperti
BUMD sebelumnya yakni Perusahaan Daerah Agribisnis dan Pertambangan (PDAP),
dari segi hasil PT Agro Jabar dapat menguntungkan dan mengangkat pendapatan
Jawa Barat. Meskipun hingga saat ini baru dua tahun terakhir dapat dirasakan
hasilnya. Terutama, dengan adanya petani milenial tersebut dapat dikelola lebih
baik lagi untuk memaksimalkan kalangan muda yang akan menggeluti bidang
pertanian.
“Saya berharap terus ada
peningkatan, apalagi didukung oleh kreativitas dari petani milenial ini,”
tandasnya. (adv/sein).