BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Terhitung sejak dua tahun lalu nasib peternakan ayam broiler milik rakyat di
Jawa Barat sudah mengalami kerugian,
terlebih ditambah dengan masa pandemi saat ini yang makin menambah jatuhnya
usaha mereka, ternyata belum juga mendapat perhatian dari pemerintah daerah.Ir.H. Herry Dermawan (anggota Komisi II DPRD Jabar) (foto:istimewa).
Hal ini dikatakan Ketua Gabungan
Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) di Indonesia Ir. Herry Dermawan
kepada Faktabandungraya.com di Bandung, Jum’at
(19/02/2021).
Herry yang juga anggota DPRD Jawa
Barat dari Kabupaten Ciamis, Banjar, Kuningan dan Pangandaran ini menyebutkan,
Peternakan ayam Jabar yang mensuplai 45 persen populasi unggas nasional, saat
ini meski harga ayam tinggi, tetapi peternak tidak menikmati keuntungan.
“Meski sekarang ini, harga ayam
tinggi, tetapi peternak tidak menikmati keuntungan karena harga bibit ayam juga
naik dari 2500 dalam tempo 30 hari naik menjadi 6500, sehingga modal peternak
sekarang menjadi tinggi. Dan omset
permintaan ayam turun sampai 50 persen, yang tadinya kebutuhan itu 60 sampai 75
juta per minggu, sekarang hanya 35 sampai 40 jutaan perminggu.” Ujarnya.
Lebih lanjut disebutkannya, harga
bibit ayam sekarang ini sangat tinggi antara 6500 hingga 7000, sayangnya
pemerintah tidak berbuat apa apa,
padahal sebetulnya ada permendag yang mengatur harga DOC itu maksimal
Rp. 5500. Jadi seperti itulah kondisinya saat ini.
Karena itulah Anggota Komisi II
DPRD Jabar yang membidangi urusan perekonomian ini menghimbau. Karena itu peternak saya himbau, jangan tergiur dengan harga tinggi saat ini,
yang mencapai Rp. 19500/kg karena untuk
modalnya juga habis sekitar Rp. 19ribu hinga Rp. 20 ribuan perkilonya.
“Celakanya dengan kondisi seperti
sekarang ini peternak rakyat, dengan modal paspasan rata-rata kandangnya itu
sudah berusia 10 hingga 15 tahunan, yang belum pernah mengalami perbaikan dan
hal ini luput dari perhatian pemerintah,” katanya.
Pemerintah diharapkan bisa
memberikan perhatian kepada peternak yang benar- benar peternak rakyat, dengan bantuan semacam revitalisasi kandang
yang tidak terlalu mahal atau apalah,
karena mereka juga butuh tempat makan, tempat minum dan pemanas,
yang ada saat ini umur pakenya sudah
lama, mereka sudah tak kuat lagi untuk membeli yang baru.
Peternakan ayam rakyat yang hanya
mampu menampung 2000an ekor ayam perkandangnya, kini hanya tinggal disekitaran
wilayah Priangan dengan populasi sekitar
20 persen, sementara 80 persen peternak adalah peternakan besar yang memiliki
kandang dengan isi hingga 50 ribuan ekor.
Karena itu Herry sangat berharap
perekonomian Jawa Barat bisa segera tumbuh kembali karena ini akan mampu
mengerek harga ayam dan diharapkan peternak akan untung, pungkasnya politisi
senior PAN Jabar ini. (adikarya/husein).