TASIKMALAYA,
Faktabandungraya.com,--- Anggota Komisi IV DPRD Jabar H. Memo Hermawan mengatakan,
pada saat penyusunan anggaran (APBD) mendatang, Komisi IV akan mendorong penetapan
besaran suatu Dinas/ Badan/ Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tidak lagi
disusun menggunakan sistem plot pagu anggaran, tetapi harus berdasarkan skala
prioritas program.H. Memo Hermawan ( anggota Komisi IV DPRD Jabar)
Selama ini, dalam setiap
penyusunan anggaran menggunakan sistem plot pagu anggaran, sehingga Dinas ESDM beserta Cabang Dinasnya tidak bisa
berbuat banyak dalam memenuhi janji politik Gubernur di bidang ESDM, terutama
terkait program sambungan baru listrik untuk keluarga tidak mampu yang
dicanangkan oleh Pemprov Jabar juga tidak dapat berjalan maksimal. Bahkan,
nyaris tidak ada, kalau tidak ada dibantu oleh dana CSR.
Menurut Memo Hermawan yang juga
Ketua Fraksi PDIP DPRD Jabar ini, ketidak maksimalan Dinas ESDM beserta enam Cabang
Dinas ESDM, dalam memenuhi program sambungan gratis bagi keluarga tidak mampu,
lebih disebabkan minimnya anggaran yang diplot oleh TAPD Jabar untuk sektor
ESDM.
Misalkan, kata Memo, untuk Dinas
ESDM Jabar di plot dalam pagu anggaran sebesar Rp.50 Miliar, Dana tersebut,
harus di distribusikan juga untuk ke enam Cadin wilayah. Sehingga,
masing-masing Cadin Wilayah dapat juga tidak sama. Jadi pola plot pagu anggaran
ini harus dirubah, berdasarkan program prioritas, ujarnya.
Ia menambahkan, sebenarnya pihak
Dinas ESDM sudah menyusun anggaran berdasarkan program yang diusulkan, dan telah
dibahas bersama Komisi IV. Namun, oleh TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah)
selalu dipotong. Dan diplot besaran pagunya.
Dampak dari adanya pemotongan
anggaran untuk Dinas ESDM, tentunya cukup memprihatinkan. Hal ini dialami oleh Cabang
Dinas ESDM Wilayah VI Tasikmalaya yang hanya
diplot sebesar Rp. 1,5 M. Dari Rp.1,5 Miliar tersebut digunakan untuk sewa kantor
sebesar Rp.335 juta, sisanya untuk operasional dan kebutuhan/kegiatan rutin.
Tidak lebih dari Rp 600 juta untuk operasional dua bulan,” katanya.
Anggaran yang cukup minim ini, tentunya
bertolak belakang dengan program listrik masuk desa yang dicanangkan Pemprov
Jabar. Jadi cukup wajar, hingga kini masih ada 205 juga KK di jabar dalam
katagori keluarga tidak/ kurang mampu belum mendapatkan menikmati aliran
listrik.
Untuk itu, pada saat penyusunan
anggaran tahun 2022 mendatang, Komisi IV DPRD Jabar mendukung sepenuhnya untuk
penganggaran Cabang Dinas ESDM beserta enam Cabang Dinas tidak lagi menggunakan
pola plot pagu anggaran tetapi ditentukan berdasarkan program prioritas, kata
wakil rakyat dari Kabupaten Garut ini.
Anggaran yang disusun berdasarkan
skala prioritas tentunya tetap mendapat anggaran dan tetap dijalankan, Apalagi
program tersebut terkait dengan janji poltik gubernur yang dituangkan dalam
RPJMD,” tandasnya (adikarya/husein).