BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Wali kota Bandung, Oded M. Danial menyerukan kepada seluruh organisasi
kemasyarakatan (Ormas) yang berbasis kepemudaan untuk tetap produktif berkarya.
Organisasi harus bisa mengarahkan anggotanya berkreasi dan berkolaborasi
bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam menjalankan program pembangunan.Wali kota Bandung Oded M Danial (foto:humas)
Demikian diungkapkan wali kota
saat bertemu dengan Ketua XTC Jawa Barat, Dicky Fauzia Rachman di Balai Kota
Bandung, Rabu (17/02-2021).
Dalam pertemuan tersebut wali
kota menitipkan agar XTC harus bisa bertransformasi. Tak hanya sebagai wadah
krativitas anak muda, tetapi juga mampu turut menghadirkan manfaat besar bagi
masyarakat.
“Saya titip pesen jaga
kredibilitas pemuda dan marwah pemuda khususnya XTC. Agar di mata masyarakat
menilai XTC adalah komunitas anak muda yang siap berkolaborasi dalam
kebaikan-kebaikan,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Dicky yang
baru saja terpilih sebagai ketua XTC Jawa Barat periode 2021-2026 sekalilgus
menghaturkan permohonan maaf kepada masyarakat Kota Bandung, berkenaan kejadian
yang sempat heboh beberapa waktu lalu.
Pria yang akrab disapa Dicky Beje
ini mengungangkap, adanya laporan dari masyarakat terhadap sekelompok orang
yang terlihat konvoi di jalanan telah ditindaklanjuti. Bahkan dia bersama
jajaran pengurus secara sigap langsung memberikan teguran keras kepada
anggotanya yang terlibat.
Dicky sedikit mengulas bahwa
peristiwa tersebut terjadi di luar monitor pengurus. Sebab, kala itu, para
pengurus tengah fokus melakukan musyawarah daerah.
Peserta musyawarah juga dibatasi
mengingat masih dalam situasi pandemi Covid-19 di Kota Bandung.
“Mungkin kemarin kita sedang ada
kegiatan di Grand Pasundan melakukan musyawarah daerah XTC Jawa Barat. Pas
acara, ada beberapa anggota yang melakukan euphoria berlebihan," akunya.
"Kita dari organisasi,
alhamdulillah sudah menegur orang-orang tersebut agar tidak melakukan hal
serupa di Kota Bandung. Karena akhirnya ada masyarakat yang tidak enak,”
bebernya.
Di samping menjadi bahan evaluasi,
kejadian tersebut menjadi pemacu bagi Dicky untuk menjalankan programnya
bersama XTC Jawa Barat. Yakni membawa perubahan signifikan menciptakan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang unggul dan memberikan dampak positif.
Dicky tidak memungkiri apabila
perubahan XTC menjadi sebuah ormas berbasis kepemudaan belum sepenuhnya
diterima oleh seluruh anggota. Mengingat masih minimnya pemahaman terhadap
makna keorganisasian dan peran pentingnya di tengah masyarakat.
“Visi saya sebenarnya
mempersatukan. Karena sudah banyak yang terpisah. Asalnya kita klub motor dan
jadi organisasi ada yang suka dan tidak suka. Saya akan rangkul semuanya yang
ada di elemen mengatasnamakan agar komando jelas dari hulu ke hilir bisa terarah,”
jelasnya.
Untuk itu, Dicky akan melakukan
pendekatan dengan berbasis minat dan potensi XTC di masing-masing daerah. Baik
itu sebagai ormas, keluarga ataupun tetap berkecimpung menekuni dunia otomotif
agar lebih terarah secara positif.
“Yang suka dengan klub motornya
akan saya arahkan ke IMI Jabar. Di keluarga besarnya akan saya arahkan
bagaimana bersilaturahmi yang bisa berdampak terhadap masyarakat. Di ormas,
saya edukasi tentang nilai, pandangan dari anggota terhadap organisasi ataupun
pemimpin agar pemahaman di organisasi matang,” katanya.
Lebih lanjut Dicky juga mengajak
kepada semua anggota XTC seluruh Indonesia dan Jawa Barat khususnya agar bisa
berpartisipasi menjaga daerahnya masing-masing tetap kondusif. Kemudian
menjalin lebih banyak kolaborasi bersama masyarakat untuk membuat berbagai
kegiatan yang bermanfaat.
Ajakan serupa juga dilontarkan
Dicky untuk seluruh ormas yang berbasis kepemudaan ataupun otomotif agar
senantiasa berkontribusi bagi masyarakat. Terlebih di suasana pandemi Covid-19
yang saat ini memerlukan kolaborasi dari banyak pihak.
“Buat organisasi serupa kita
harus bisa menjaga ketertiban lalu lintas dan ketentraman kota yang kita cintai
ini. Akhirnya kita saling menjaga dan mengingatkan agar tidak ada kejadian yang
tidak diinginkan masyarakat,” ungkapnya.
“Karena sekarang di masa pandemi
gara-gara tidak ada tilang ini jadi seenaknya. Walaupun polisi tidak fokus
penilangan tapi kita harus mengerti. Kalau lalu lintas di jalan, yang celaka
bukan hanya kita tapi ada orang lain juga,” tambahnya. (hms/red).