BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Anggota DPRD Jawa Barat, Drs.H. Daddy
Rohanady dari Fraksi Partai Gerindra-Persatuan mengatakan, selama dirinya
menjalankan tugas kegiatan Reses II tahun siding 2020-2021, dari tanggal 1
sampai 10 Maret, ada berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat. Namun, yang
paling menonjol soal Kondisi jalan yang rusak,
Rutilahu dan Listrik Desa,
walaupun ada juga soal tempat ibadah, irigasi, pendidikan dan kesehatan.Drs.H. Daddy Rohanady (Daro) Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra Persatuan (foto:istimewa)
Daddy Rohanady secara gamblang mengungkapkan
kegiatan Reses II nya yang dilaksanakan di Kab/kota Cirebon dan Kab
Indramayu. Dikatakan selama kegiatan
reses, dari setiap titik tempat dilaksanakan reses, berbagai aspirasi warga dan
konstituen disampaikan kedapa dirinya.
Namun, yang paling menonjol soal infrastruktu / kondisi jalan yang
rusak, Rutilahu dan Lisdes.
“ Ya, mungkin karena warga
Cirebon dan Indramayu tahu kalau saya, sejak menjadi wakil mereka di DPRD Jabar
duduk di komisi IV yang membidangi
bidang pembangunan, sehingga aspirasi yang disampaikan terkait, tiga hal tersebut diatas”, kata Daddy
Rohanady saat ditemui diruang kerja Komisi IV DPRD Jabar, Selasa, (9/3-2021).
Bagi Warga Cirebon dan Indramayu,
sosok Daddy Rohanady yang akrab disapa “Daro”, sudah tidak asing lagi,
maklumlah Daro sudah tiga periode menjadi wakil rakyat dari Dapil Jabar 12 dan
sejak menjadi anggota DPRD Jabar pada tahun 2009 hingga kini masih duduk di
Komisi IV DPRD Jabar.
Kedekatan Daro dengan warga dan
konsituennya, bukan hanya saat menjelang Pemilu semata atau kegiatan reses
semata, tetapi disetiap waktu libur Daro suka berkeliling wilayah Dapilnya, untuk sekedar mencari informasi dan
sekaligus menyerap aspirasinya masyarakat. Namun, sejak pandemi covid-19,
tentunya gerak langkah untuk tatap muka langsung dengan masyarakat terpaksa
sedikit dibatasi, bahkan dalam kegiatan resespun harus menerapkan protokol kesehatan
3M.
“Penerapan prokes sangat penting
demi menjaga kesehatan diri, dan sesam warga
untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona”, ujar Daro, Wakil Ketua Fraksi
Gerindra-Persatuan ini.
Sebagai wakil rakyat, kata Daro, dirinya berupaya banyak meluangkan waktu bersama warga, baik
sekedar ngobrol santai maupun menerima keluhan atau aspirasi warga. Hal ini
karena memang rakyat sangat berharap dapat dekat dengan wakilnya yang dapat menyuarakan
kepentingan masyarakat.
“Maka, tidak salah jika
masyarakat mempertimbangkan ‘perjuangan’ setiap anggota dewan ketika yang
bersangkutan mencalonkan diri pada pilkada atau pemilu berikutnya,” kata politisi
Partai Gerindra Jabar ini.
Daro juga mengatakan, terkait
aspirasi masyarakat selama dirinya menjalankan Reses II, mayoritas peserta
reses menyampaikan permasalahan insfrastruktur jalan rusak, listrik masuk desa
(lisdes), dan rumah tiidak layak huni (rutilahu).
Rata-rata masyarakat menyampaikan
keluhan kondisi jalan rusak, dan msyarakat tidak mau tahu status jalan, apa itu
jalan Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten atau jalan kewilayahan/ dewa.
Yang Mereka inginkan bahwa jalan harus bagus, ujar Daro.
Ada beberapa penyebab cepat rusaknya
jalan, diantaranya, terendam dan tergerus banjir, kelebihan tonase dan umur
rencana jalannya sudah mau habis. Dari ketiga factor tersebut, kelebihan tonaselah
yang paling utama cepat rusaknya jalan.
Kerusakan semakin cepat kalau
dilalui oleh truck-truck pengangkut pertambangan Maka tidak heran kalau kemudian anggaran
perbaikan jalan habis begitu saja sia-sia, dan umur jalannnya pun tidak sesuai
rencana.
“Sebagai contoh adalah rencana
pembangunan jalan tambang di daerah Parung Panjang. Sebelumnya sempat mencuat,
panjang jalan tambang yang akan dibangun kurang lebih 19 kilometer. Namun,
hingga hari ini saya belum lihat progresnya seperti apa. Jalan tambang tersebut
sampai saat ini belum juga terwujud,” tegasnya.
Karena belum ada jalan truk
tambang bertonase besar, maka jangan heran kalau kemudian jalan provinsi cepat
rusak. “Tidak aneh kalau kemudian jalan provinsi –yang selalu kita bantu setiap
tahunnya itu– umurnya cuma tiga sampai empat bulan saja,” bebernya.
Di Jabar ini ada beberapa
pertambangan yang hasilnya diangkut ke Jakarta dan Banten, untuk itu, DPRD
Jabar terus mendorong Pemprov Jabar duduk bersama dengan Pemprov DKI Jakarta
dan Banten. Untuk membicarakan masalah jalur angkutan truck pengangkut hasil tambang. Namun, hingga hari ini, pembahasan untuk
membuat jalur husil angkutan tambang belum juga dapat terealisasikan.
“Kita sih, ingin jalur angkutan
khusus tambang ini secepatnya direalisasikan, untuk itu DPRD Jabar terus
mendorong pertemuan dan kesepakatan di
level Eksekutif dan Legislatif ketiga provinsi tersebut,”tandasnya. (adv/sein).