Anggota Komisi IV DPRD Jabar, HAsbullah Rahmat memberikan Keterangan Pers terkait D.I Caringin (foto:istimewa)
BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, M.Hasbullah Rahmat, S.Pd, M.Hum, belum
tuntasnya pembangunan D.I Caringin hingga kini karena masih terkendala soal pembebasan
lahan seluas 20 Hektar yang menjadi tanggungjawab pemerintah Provinsi Jabar.
Padahal, kebaradaan Daerah
Irigasi Caringin yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam menyuwudkan Provinsi Jawa Barat sebagai Lumbung Padi
Nasional. Namun, hingga kini pembangunan
D.Y Caringin belum tuntas juga. Padahal, bila D.I Caringin sudah beroperasional
dapat mengaliri air seluas 1500 hektar sawah.
“Hingga kini lahan yang
dibutuhkan seluas 20 Hektar untuk proyek pembangunan D.I Caringin belum juga
dibebaskan oleh Pemprov Jabar. Kalau lahannya sudah dibebaskan, pemerintah siap
mengucurkan dana sekitar Rp. 300 hingga 400 miliar”, kata Hasbullah, saat
dimintai tanggapannya terkait hasil kunjungan kerja Komisi IV ke UPTD PSDA
Wilayah Sungai Cisadea-Cibareno Sukabumi, Minggu, (23/5-2021).
Dikatakan, sebenarnya DPRD Jabar
melalui Komisi IV terus mendorong agar
Pemprov Jabar untuk segera menyelesaikan soal pembebasan lahan untuk
Di.I Caringin ini. Namun, hingga kini belum juga beres. Sehingga, pemerintah
pusat baru mengucurkan anggaran sekitar Rp.50 miliar, jadi masih jauh dari
harapan untuk dapat menyelesaikan pembangunan D.I Caringin.
Kita di DPRD jabar sangat
mengharapkan secepatnya Pemprov jabar menyelesaikan soal pembebasan lahan
sekitar 20 hektar tersebut.
Semakin secapat pemebeasan lahan,
tentunya pembangunan juga akan cepat dapat terselesaikan, sehingga seluruh
irigasi di wilayah Kabupaten Sukabumi dapat teraliri air dengan baik.
Irigasi yang bagus tentunya seluruh pesawahan dapat teralirin
air dengan baik pula. Dan secara otomatis, hasil produksi pertanian masyarakat
dapat meningkat, sehingga hidup petani juga meningkat, ujar politisi PAN Jabar
ini.
Hasbullah juga mengatakan, selain
masalah jaringan irigasi, ia juga menyoroti, masih cukup banyaknya pintu-pintu
air yang rusak, bahkan pintu hilang dicuri orang yang tidak bertanggungjawab.
Padahal keberadaan pintu air sangat penting dalam pembagian aliran iar ke
pesawahan.
Di aliran Sungai Cisadea yang meruapakan
dibawah kewenangan UPTD PSDA Cisadea-Cibareno Sukabumi tersebut, kita melihat
dan dari data UPTD PSDA Cisadea-Cibareno, ada sekitar 50 persen pintu airnya
sudah pada rusak.
Cukup banyaknya, tingkat
kerusakan pintu air, dan jaringan irigasi tentunya menjadi PR besar bagi Kadis
SDA Pemprov Jabar beserta jajrannyanya (UPTD) untuk mendata kembali dan
mengajukan anggaran yang dibutuhkan kepada DPRD Jabar. Kita akan dorong pengalokasian anggaran untuk
kebutuhannya, walaupun secara bertahap, tandas wakil bupati garut Periode
2004-2009 ini. (adikarya/husein).