CIMAHI, Faktabandungraya.com,---
Dinas Sosial Jabar berkolaborasi dengan berbagai pihak untk mengembangkan pola
edukasi dan motivasi masyarakat di masa pandemic ini. Dinsos Jabar juga mengajak multipihak untuk
semakin sadar dan berkomitmen untuk turut andil dalam penangan permasalahan
sosial di Jawa barat khususnya wanita rawan sosial ekonomi.Dinsos Jabar Gelar Webinar :Kekuatan Pentahelix Dalam Menangani Permasalahan Sosial Jabar
“Wanita Rawan Sosial Ekonomi” ( hmsDinsos)
Webinar yang di gelar Dinsos
Jabar tersebut diikuti sebanyak 340 partisipan, dengan menghadirkan sebagai Narsum pertama yakni Dr.
Ineu Purwadewi Sundari, SE., MM.(Wakil Ketua DPRD Jabar).
Ineu memaparkan ranah legislasi
DPRD dalam mendukung Pemerintah yakni OPD untuk semakin mendukung program
penanganan Wanita Rawan Sosial Ekonomi.
“Regulasi yang baik tentunya berpihak pada masyarakat dengan menggunakan prinsip Good Governance, maka dari itu DPRD akan melakukan yang terbaik dalam penguatan dan pembentukan legislasi serta regulasi dan penganggaran yang dilanjutkan dengan pengawasan terhadap penanganan permasalahan perempuan di Jawa Barat”, ujar Wakil Ketua DPRD Jabar dalam paparanya seraya memberikan penguatan bahwa perempuan memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Responsive Gender) khususnya pembangunan Kesejahteraan sosial.
Dalam kesempatan yang sama, Atalia
Prataya, S.IP., M.I.Kom., memberikan
motivasi perempuan Jabar untuk turut peduli akan permasalahan sosial di
provinsi dengan dengan 10 kali lipat angka yang lebih besar penduduknya
dibandingkan dengan New Zealand.
Istri dari Gubernur Jawa Barat
ini memaparkan kiprah perempuan yang harus selalu maju dalam memotivasi,
mengedukasi serta sudah mulai action untuk peduli akan permasalahan perempuan
di Jawa Barat.
Atalia sebagai Pendiri sekaligus Ketua Umum
Organisasi Jabar Bergerak Prov.Jabar ini memotivasi bahwa Semangat Pentahelix
harus dimaksimalkan oleh perempuan Jawa Barat, benih benih keterlibatan
multipihak dalam mendukung penanganan Wanita Rawan Sosial Ekonomi ini harus
selalu disebarkan.Atalia Prataya, S.IP., M.I.Kom (foto:hmsdinsos)
Hal ini terbukti, dalam kurun
waktu beberapa tahun, pemerintah dengan petahelixnya sudah meluncurkan banyak
program yang membantu perempuan Jawa Barat di bidang sosial.
Dalam kesempatan tersebut, Atalia
mengapresiasi kinerja Dinas Sosial Jabar yang tak henti hentinya menangani
permasalahan sosial di Jabar yang begitu kompleks dan beragam.
“Rumah Singgah Humanis /
Rangganis, merupakan sebuah program kolaboratif yang apik antara organisasi non
pemerintah dengan Dinas Sosial Prov Jabar yang sudah 3 (tiga) tahun menangani
pemerlu kesejahteraan sosial dengan memberikan layanan tempat singgah bagi
pasien pasien yang tidak mampu yang sedang menjalani proses pengobatan di Rumah
Sakit”, ujar Atalia yang akrab disapa Ibu Cinta ini.
Webinar dengan packaging cantik
dengan menghadirkan 3 (tiga) tokoh wanita inspiratif yang luar biasa ini,
sengaja dihadirkan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat untuk lebih
mengedukasi dan memotivasi pengerak / mitra pemerintah dalam menangani
permasalahan sosial dengan semangat pentahelix-nya meraih berbagai pihak untuk
lebih peduli dalam menangani wanita rawan sosial ekonomi.
Narasumber berikutnya yang sudah
melakukan action dalam upaya penanganan rehabilitasi sosial wanita korban
tindak kekerasan seksual dan hamil diluar nikah adalah seorang wanita yang
melindungi dan memberikan kasih sayang 13 (tiga belas) bayi yang dibesarkan
dirumahnya seperti layaknya anak sendiri.
Pendiri yayasan Monica’s Angel
dengan nama lengkap Monica Soraya Hariyanto ini memberikan motivasi bahwa anak
adalah anugerah yang lahir suci tanpa dosa merupakan aset generasi anak bangsa
tetapi ironis nya terkadang mereka hadir di tempat dan situasi yang tidak
semestinya sehingga membuat ibu dari bayi bayi malang tersebut mengambil
keputusan yang salah untuk menggugurkan, menelantarkan bahkan membuang
bayi-bayi malang tersebut.
Selain membesarkan belasan bayi,
wanita asal Jakarta ini sudah banyak membantu para ibu di beberapa daerah di
Jawa Barat yang mengandung bayi yang tidak diinginkan dengan diberikan bantuan
biaya, makanan, susu dan vitamin serta biaya pemeriksaan kesehatan kandungan
sampai dengan kelahiran dari bayi tersebut.
“Ada banyak sekali perempuan muda yang hamil
tetapi tidak mengadukan permasalahannya kepada pemerintah sehingga mereka
kesulitan untuk mendapatkan akte kelahiran dan KTP, untuk itu mari kita lebih
berkolaborasi untuk memudahkan akses dan penanganan tersebut” harapan ibu
monica dalam paparannya yang menggugah.Kadinsos Jabar dr. H. Dodo Suhendar, MM. (foto:hmsdinsos)
Kadinsos Jabar menutup webinar
dengan menyajikan video edukasi yang semakin menyadarkan participant webinar
yang terdiri dari beberapa pejabat dilingkungan Provinsi, Anggota DPRD,
kabupaten / kota maupun sebagai mitra sosial untuk lebih membangun kolaborasi
dalam penanganan permasalahan wanita rawan sosial ekonomi di Jawa Barat.
Kadinsos Jabar, menambahkan
program pengembangan inovasi Dinas Sosial di Panti Rehabilitasi Sosial Tuna
Sosial yakni Graha wanita mandiri yang kedepannya akan lebih baik. (hms/red).