Eni Ambarwari,ST selaku TFL (Tenaga Fasilitator Lapangan) Sanimas di desa Cangkuang wetan |
Hal itu dikatakan Eni Ambarwari,ST selaku TFL (Tenaga Fasilitator Lapangan) Sanimas di desa Cangkuang wetan saat menerima kunjungan Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 6 Citepus di lokasi pembangunan, desa Cangkuang wetan, Jumat (28/05/2021).
Pembangunan Sanimas atau SPALDT di dusun Babakan Antasari desa Cangkuang wetan rencananya akan menampung saluran sanitasi sebanyak 75 KK dengan estimasi warga sebanyak 500 jiwa. Pembangunan SPALDT ini merupakan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) yang dikerjakan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Tanginas II.
Dijelaskan Eni Ambarwari, ST bahwa Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam hal ini melalui BPPW Jawa Barat berpartisipasi dalam pemulihan kondisi DAS citarum melalui pembangunan sarana sanitasi berbasis masyarakat SPALD-T (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat).
Untuk pembangunan sanimasi di desa Cangkuang wetan, kata Eni Ambarwari, ditargetkan penyelesaian sekitar bulan November 2021. Pembangunan dikerjakan dalam 2 tahap, pertama pengerjaan tampungan pusat atau bak septictank, tahap kedua yakni pengerjaan saluran atau pipanisasi yang menghubungkan dari rumah ke bak tampungan pusat.
Untuk tahap pertama pengerjaan pusat tampungan atau septictank ditaksir akan diselesaikan pada bulan September kemudian dilanjutkan pengerjaan saluran atau pipanisasi dari rumah ke bak penampungan terpusat hingga November 2021.
Jajaran Satgas Citarum Sektor 21 Subsektor 6 Citepus akan ikut mengawasi pengerjaan. Pengawasan dimaksud tidak lain sebagai bentuk sinergitas antara Satgas Citarum dan Kementerian PUPR terhadap upaya pengendalian pencemaran serta mengembalikan kelestarian ekosistem DAS Citarum.
Sementara itu, Satgas Citarum Sektor 21 melalui Satgas Subsektor 6 Citepus, Sertu Mustofa saat meninjau lokasi pembangunan SPALDT di desa Cangkuang wetan menegaskan bahwa pada intinya kehadiran satgas dalam program pembangunan sanimasi ini hanya untuk mendukung dan mengawasi selama proses pembangunan."Kami mensupport, dalam arti kata mungkin bagaimana program ini berjalan seperti biasa. Dengan adanya kami tentunya kita bekerjasama dengan masyarakat, masyarakat merasa tersupport atau pun tidak berleha leha walaupun ini program pemerintah," ujarnya.
"Kalau kami mengawasi dalam segi (teknis) pembangunan mungkin kami sendiri tidak punya wewenang (kapasitas). Hanya kami ikut mendorong atau memacu agar tetap semangat dalam pengerjaan pembangunan," tambahnya.
"Pada intinya kami sebagai satgas di lapangan bertugas sesuai instruksi dari pimpinan kami yakni Dansektor 21," pungkasnya. (cuy)