BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Anggota Komisi I DPRD
Provinsi Jawa Barat H. Mirza Agam Gumay, SM.Hk meminta Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Jabar untuk menambah titik-titik spot Wireless Fidelity (WiFi)
khususnya di tempat pelayanan publik.Anggota Komisi I DPRD Jabar H. Mirza Agam Gumay dari Fraksi Gerindra (foto:husein).
Menurutnya,
hal tersebut bertujuan agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses berbagai
informasi khususnya yang berkaitan dengan program Pemprov Jabar.
“Titik-titik
yang diakses publik atau di tempat masyarakat kumpul kira-kira ada wifi gratis
dengan judul Jabar Juara artinya perlu diperbanyak di titik-titik tempat umum. Sehingga masyarakat tidak
khawatir lagi kalau kuotanya habis yang akhirnya sudah ada akses terdekat dari
mereka yaitu wifi gratis tadi,”
Demikian dikatakan, Agam---sapaan Mirza Agam Gumay,
saat dihubungi faktabandungraya.com, Senin (14/6-2021).
Melalui program WiFi Gratis di berbagai tempat
pelayanan publik sangat membantu masyarakat untuk mengetahui program-program
yang telah dilakukan maupun akan dilakukan oleh pemerintah provinsi Jabar
dengan slogan “ Jabar Juara Lahir Bathin “.
Dengan
hadirnya akses internet gratis tersebut, tentunya masyarakat
diharapkan bisa lebih mengetahui program-program Pemprov Jabar, dan sebagainya. Tak hanya itu, masyarakat
pun serta dapat mengetahui capaian program Jabar Juara Lahir Batin yang sudah
dilakukan oleh Pemprov Jabar selama ini.
“Tentu akses informasi yang dikedepankan
terlebih dahulu adalah seputar program-program Pemerintah Provinsi Jawa Barat,”
ujar politisi Gerindra Jabar ini.
Sebelumnya,
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat mencatat ada
1000 titik area yang tidak terjangkau signal atau blank spot sehingga
menghambat proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di Jabar.
Kepala
Diskominfo Jabar, Setiaji mengatakan permasalahan blank spot tersebut menjadi
salah satu fokus Diskominfo dalam mengoptimalkan perkembangan internet di
daerah. Oleh karena itu, lanjut dia, pihaknya akan merubah model hubungan
internet dari titik menjadi kawasan atau wilayah.
“1.000
titik blank spot. Kami tahun depan akan merubah model pendekatan hubungan
internetnya. Jadi kalau yang model titik itu hanya wilayah tersebut saya yang
dapet. Dengan konsep kawasan bukan titik lagi,” kata Setiaji.
Dia
menjelaskan, demi kelancaran PJJ pihaknya akan berkerja sama dengan Diskominfo
di kabupaten/kota untuk menyediakan spot-spot internet disetiap kawasan
sehingga permasahan blank spot dapat teratasi disetiap desa.
“Jadi
satu kawasan bisa terkaper 1 sampai dua desa. Itu yang akan kita siapkan
sehingga isu mengenai blank spot ini yang ada di desa bisa diselesaikan,”
jelasnya.
Tak
hanya itu, Setiaji mengungkapkan bahwa Diskominfo sudah berkoordinasi dengan
Kemendes terkait kolaborasi dengan desa digital agar bisa direalisasikan
secepatnya. Selain itu, sambung dia, pihaknya akan berkerja sama dengan Bumdes
untuk program Internet Desa Mandiri.
“Kita berkerjasama dengan msyarakat melalui
bumdesnya atau pihak desa agar bisa menyebarluaskan. Nah, itu tahun depan kita
akan buat program namanya internet desa mandiri, seperti yang ada di Tasik dan
Garut,” pungkasnya. (adikarya/sein).