YOGYAKARTA,
Faktabandungraya.com,--- Anggota Komisi
IV DPRD Jabar M.Hasbullah Rahmat, S.Pd,
M.Hum mengatakan, agak tersendatnya dan lambatnya pembangunan Bandara
International Jawa Barat (BIJB) Kertajati-Majalengka dibandingkan dengan Bandara
Kulon Progo D.I.Yogyakarta, ternyata Bandara Kulon Progo masuk dalam Proyek
Startegis Nasional (PSN). Sedangkan BIJB Kertajati tidak.Rombongan Komisi IV DPRD JAbar saat raker dengan DPRD D.I.Yogyakarta (foto: humas).
Masuknya Bandara Kulon
Progo-Yogyakarta dalam program dalam PSN,
tentunya proyek tersebut mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat,
sementara itu Bandara Kertajati Jawa Barat tidak termasuk sehingga menjadi
lambat dalam pembangunannya.
“ Pembangunan Bandara BIJB
Kertajati jauh lebih dulu dari pembangunan Bandara Kulon Progo, namun lebih
dahulu selesai karena Bandara Kulon Progo masuk dalam PSN tapi bandara
Kertajati tidak masuk, sehingga kurang mendapatkan bantuan dari pemerintah
pusat," ujar M.Hasbullah Rahmat, saat dihubungi melalui telepon selulernya
terkait hasil kunjungan Komisi IV DPRD ke DPRD D.I.Yogyakarta, Rabu (9/6-2021).
Hasbullah juga mengatakan, selian
membahas tentang perkembangan pembangunan Bandara Kulon Progo, kita ( rombongan
Komisi IV yang dipimpin langsung oleh Pimpinan Komisi IV) juga dalam kunjungan
kerja ke DPRD D.I.Yogyakarta membahas komparasi program-program kerja di bidang
Infrastruktur dan Pembangunan.
Ia menambahkan, kita dapat pelajaran dan pengetahuan dari kunjungan kunjungan kerja ke DPRD D.I.Yogyakarta, Yogyakarta terkait dengan masalah insfrastruktur, ada beberapa program yang sebetulnya kita mengawali terlebih dahulu untuk program bandara, Bandara Kulon Progo belakangan memulainya.
“Jadi kita belajar banyak dengan provinsi
D.I.Yogyakarta, terutama dalam bidang infrastruktur”, ujar Hasbullah Rahmat
yang juga Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jabar ini.
Apakah di Provinsi D.I Yogyakarta
juga da refocusing dan realokasi anggaran, khususnya di bidang infrastruktur/
pembangunan ?..
“Ya, sama dengan provinsi Jawa
Barat, di provinsi D.I Yogyakarta juga ada refocusing dan realokasi anggaran
untuk mendukung satgas penanganan pandemi Covid-19 ”, ujarnya.
Dengan adanya refocusing dan
realokasi anggaran, banyak juga pembangunan insfrastruktur di Yogyakarta yang
harus ditangguhkan karna memerlukan dana yang besar, termasuk masalah
kemantapan jalan yang turun juga, sama seperti di Jabar, .
M.Hasbullah Rahmat (anggota Komisi IV DPRD Jabar-red). |
" Dampak refocusing dan
realokasi anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang membutuhkan, dana cukup
besar maka ditangguhkan sementara. Hal serupa juga dialami Jabar " ujar
politisi PAN Jabar ini.
Bahkan dalam raker kemarin dengan
DPRD D.I.Yogyakarta, pak Daddy Rohanady (anggota Komisi IV DPRD Jabar)
menyampaikankan, bahwa Bandara Kulon Progo yang baru mulai di tahun 2017 - 2018
dan kini sudah selesai, sedangkan bandara Kertajati mulai dari tahun 2002 dan
hingga tahun 2021 belum juga selesai, karena D.I Yogyakarta mempunyai
bargaining position yang cukup bagus dengan pusat.
"Komisi IV bertanya beberapa
pekerjaan terkait dengan insfrastruktur dan yang paling menonjol mengenai
masalah bandara Kulon Progo yang startnya 2017-2018 tapi mereka finish lebih
dahulu, dibandingkan dengan jawa barat yang startnya tahun 2002 sampai dengan
tahun 2021 enggak finish - finish, dan ini akan menjadi PR yang lain untuk Jabar
yaitu masalah tol Cisumdawu serta Aksesibilitas," tambah Daddy.
Menurutnya, yang pertama bagi
kita di Jawa Barat adalah bagaimana memberikan dorongan akselerasi percepatan
penyelesaian pembangunan tol Cisumdawu, karena bila tol Cisumdawu selesai maka
akan terjadi akselerasi penyelesaian dan fungsi - fungsi bandara Kertajati,
selain itu diperlukan komunikasi khusus antara daerah dan pusat untuk
percepatan pembangunan.
"Jadi yang pertama bagi kita
di jawa barat adalah bagaimana dilakukan akselerasi untuk percepatan
penyelesaian tol Cisumdawu, karena dengan tol Cisumdawu selesai maka pasti
terjadi juga akselerasi penyelesaian dan fungsi - fungsi bandara Kertajati ,
itu yang pertama dan yang kedua ini berkaitan dengan lobi - lobi daerah dengan
pemerintah pusat," ujar Hasbullah menirukan apa yang disampaikan Daddy
Rohanady. (adikarya/husein).