M.Hasbullah Rahmat, S.Pd, M.Hum, anggota DPRD Jabar dari Fraksi PAN ( foto:husein).
DEPOK, Faktabandungraya.com,---
Anggota DPRD Jawa Barat, M.Hasbullah Rahmat, S.Pd, M.Hum membenarkan bahwa
belakangan ini muncul anggapan dari masyarakat bahwa pembangunan di Kota
Depok terpusat di kawasan Margonda ( Margondasentris).
Anggapan Margondasentris ada benarnya, karena memang cukup kelihatan
pembangunan di Depok belum merata.
Kota Depok memiliki 11 kecamatan,
namun, hanya kawasan Margonda saja yang memiliki tingkat kemajuan cukup pesat,
sedangkan kawasan / kewilayahan lainnya perkembangunan pembangunan cukup
lambat. Hal ini tentuny harus menjadi perhatian bagi Pemerintah Kota Depok.
Kemajuan perekonomian suatu
daerah tentunya didukung infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan
sebagainya. Untuk itu, sudah seharusnya,
infrastruktur sarana prasarana penunjang pertumbuhan ekonomi itu harus terbangun
merata di masing-masing wilayah ( 11Kecamatan se-Kota Depok).
Hal ini dikatakan Hasbullah
Rahmat, kepada media terkait, adanya anggapan masyarakat Depok dengan istilah
Margondasentris (15/6-2021).
Adanya anggapan Margondasentris,
harus disikapi oleh Pemkot Depok secara bijak, karena perencanaan pembangunan
suatu daerah harus mengacu pada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) kota Depok.
“ Berikanlah penjelasan kepada
masyarakat tentang seperti apa desain pembangunan di Kota Depok yang telah ditetapkan dalam Perda RTRW Kota
Depok”, ujarnya.
Politisi PAN Jabar ini mengatakan,
para pelaku ekonomi atau pengusaha tentunya akan lebih tertarik untuk
berinvestasi disuatu daerah dengan melihat kondisi infrastruktur yang dapat menunjang
kelancaran bisnisnya dan perpektif uang putarannya besar.
“Ini hanya salah satu contoh, mengapa ada
wilayah tertentu yang pembangunan infrastruktur dan ekonominya relatif tumbuh
dan berkembang lebih cepat dibandingkan daerah lainnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, agar kedepan tidak
ada lagi anggapan Margondasentris, maka pembangunan harus dilakukan di seluruh
wilayah kecamatan se Kota Depok. Lakukan pembangunan di daerah yang strategis
untuk dapat mendorong pertumbuhan perekonomian baru.
Misalnya kawasan Tol
Jagorawi-Cinere, disepanjang jalur tol Jagorawi-Cinere dapat dibangun menjadi
kawasan pertumbuhan ekonomi baru yang nantinya diikuti pembangunan
infrastruktur layaknya di kawasan Margonda.
Bahkan kawasan sepanjang jalan arteri Juanda. Kawasan ini tak kalah
strategis dengan Margonda.
“Jika jalan alteri Juanda ini
bisa tembus sejajar Jalan Tol Jagorawi ke Cinere itu bisa menjadi Margonda
kedua,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, Anggota Komisi
IV DPRD Jabar ini juga menyebut daerah kawasan menuju Jalan Tole Iskandar juga
berpotensi menjadi Margonda ketiga, kalau jalannya dilebarkan.
“Kemudian, potensi lain juga bisa
dikembangkan di wilayah Jalan Raya Sawangan, kalau jalannya dilebarkan dua kali
lipat,” kata legislator Jabar dari Dapil Kota Depok dan Kota Bekasi ini.
Potensi berikutnya yang juga tak
kalah penting adalah kawasan Cinere (Jalan Raya Limo-Cinere).
“Kawasan strategis ini bisa jadi
Margonda kelima kalau dilakukan pelebaran jalannya. Sehingga diharapkan menjadi
pertumbuhan ekonomi baru seperti halnya Margonda,” paparnya.
Menurut Hasbullah, semua proyeksi
pembangunan itu kuncinya ada pada konektivitas infrastruktur baik yang berbasis
jalan kereta maupun dalam konteks jalan-jalan yang terhubung antara jalan
nasional, jalan provinsi dan dalam kota.
Untuk itu, saya berap pembangunan
di Depok dapat ditata dengan baik, karena posisinya yang sudah dikelilingi
jalan tol. Dengan demikian, Depok ini semuanya menjadi tengah, tidak ada lagi
yang berada di pinggiran, tandasnya. (adikarya/ husein).