BANDUNG, Faktabadungraya.com,---
Pemerintah kota Bandung melalui Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Bandung,
Hendrawan, akan terus mendorong agar kecamatan memiliki tempat isolasi mandiri.
Hal ini sebagai langkah agar penanganan Covid-19 lebih cepat.Kepala Bagian Pemerintahan Setda Kota Bandung, Hendrawan, (foto:hms)
Hendrawan menuturkan, kecamatan
dan puskesmas terus menjalin koordinasi intensif terkait pengadaan tempat
isolasi mandiri.
Hasilnya, dari 30 kecamatan di
Kota Bandung saat ini sudah ada 15 kecamatan yang mampu menghadirkan tempat
isolasi mandiri dengan standar cukup mumpuni.
“Tempat isoman (isolasi mandiri)
di 15 kecamatan ini sudah hasil konfirmasi dengan puskesmas. Pak camat
koordinasi dan sudah disebutkan layak, maka itu sudah bisa dipakai oleh
masyarakat," katanya di Balai Kota Bandung, Selasa 15 Juni 2021.
Sedangkan 15 kecamatan lainnya,
Hendrawan menyatakan, bukan berarti tidak memiliki tempat isolasi mandiri. Hanya
saja perlu adanya peningkatan kualitas. Utamanya berkenaan dengan infrastruktur
fasilitas penunjang tempat isolasi mandiri.
Untuk pemenuhan sarana dan
prasarana tempat isolasi mandiri ini, Hendrawan menyerahkan sepenuhnya kepada
kecamatan atas koordinasi dengan puskesmas di wilayah kerjanya. Sehingga,
isoman yang disiapkan benar-benar dapat difungsikan dan dimanfaatkan secara
optimal.
"Kami meminta kepada para
camat untuk terus mengupayakan agar di tiap wilayah menyiapkan tempat isoman.
Penyediaan tempat Isoman sebagai upaya antisipasi lonjakan pandemi
tempat-tempat ini bisa dipindahkan. Kalau fasilitas yang disediakan sudah penuh
ya tempat ini bisa dipakai," ujarnya.
Sementara itu, Camat Arcamanik,
Firman Nugraha yang juga Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung mengatakan, keberadaan
tempat isolasi mandiri menjadi salah satu prioritas di level kewilayahan. Bahkan kini disetiap kecamatan tengah dalam
proses untuk menyediakan sesuai standar kesehatan.
Walaupun, sambung Firman,
terdapat sejumlah kendala yang dihadapi oleh kewilayahan. Bukan hanya
menyangkut penyediaan infrastruktur saja, namun juga dituntut lebih kreatif
dalam menghadapi dinamika sosial.Kabag Pemerintahan Setda Kota Bandung, Kadisparbud, Satpol PP dan
Peguyuban Camat kota Bandung dalam acara Bandung menjawab (Foto;humas)
“Walau pun ada penyesuaian
istilah, karena kalau namanya rumah isolasi, masyarakat sedikit takut. Jadi
namanya kita ganti istilah lain. Tapi secara fungsi kita menyiapkan kedaruratan
bagi mereka yang membutuhkan tempat,” ujar Firman.
Sedangkan Kepala Bidang Pembinaan
Masyarakat dan Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung,
Chrismarjadi menuturkan, saat ini sebagian besar masyarakat sudah sadar
mengenai pentingnya menjaga protokol kesehatan. Hanya saja dalam pelaksanaannya
masih kurang optimal.
Menurut Chrismarjadi, di lapangan
tak jarang, pelaksanaan protokol kesehatan hanya dianggap sebagai pemenuhan
syarat saja. Bukan dipakai karena memerlukan fungsinya sebagai pemenuhan standar protokol kesehatan.
“Saya lihat mungkin karena sudah
terbiasa karena menjalani pandemi sudah lama. Mungkin mereka keluar memakai
masker tapi di waktu tertentu tidak dipakai dengan betul," katanya.
"Padahal sebetulnya mereka
bawa, tapi tidak dipakai dengan benar,” ungkap Chrismarjadi.
Untuk itu, Chrismarjadi
menegaskan, Satpol PP tidak akan bosan untuk terus terjun ke lapangan untuk
mengimbau kepada masyarakat mengenai pentingnya melaksanakan protokol
kesehatan.
Harapannya, tempat isolasi
mandiri di kecamatan tidak terpakai karena masyarakat mampu melindungi diri
dari paparan Covid-19.
“Untuk memastikan mereka patuh,
kami patroli di beberapa titik keramaian dan potensi kerumunan masyarakat,”
katanya. (asp/sein).