BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana (DPPKB) bakal menggelar vaksinasi massal di Sport Jabar Arcamanik
Kamis, 24 Juni mendatang.Kepala DPPKB Kota Bandung, Andri Darusman (tengah) didampingi
Sekretaris DPPKB Kota Bandung, dr. Nina Manarosana dalam acara Bandung Menjawab (foto:humas)
Vaksinasi ini diperuntukan bagi
warga Kota Bandung yang berusia di atas usia 18 tahun. Targetnya, sebanyak
2.100 penerima vaksin.
Vaksinasi ini merupakan bagian
dari peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni.
Kepala DPPKB Kota Bandung, Andri
Darusman mengungkapkan, vaksinasi massal dinilai tepat dilakukan pada Harganas
2021. Sebab, saat ini klaster keluarga dinilai cukup meningkat.
"Ini untuk umum tapi datanya
nanti oleh tiap kecamatan, pendataan dikoordinasikan oleh camat. Tapi sasaran
diutamakan dari lingkungan Arcamanik, Antapani, Cinambo, Mandalajati,"
ungkapnya pada Bandung Menjawab di Auditorium Balai Kota Bandung, Selasa 22 Juni
2021.
"Polsek dan Forkopimcam ikut
mengatur. Artinya waktunya diatur, misalkan per jam 200 orang. Sehingga tidak
terjadi penumpukkan di lokasi vaksinasi," ucapnya.
Kemudian, terang Andri, pada
Harganas nanti Pemerintah Kota Bandung melalui DPPKB akan serentak memberikan
pelayanan KB bagi masyarakat.
"Kita pusatkan di Klinik
Kartini Jalan Pahlawan, kita ada pelayanan implan, suntik, pil, dan lain-lain.
Hanya memang Bandung ini siaga satu jadi tidak khusus di satu titik tapi di
masing-masing bidan tiap kewilayahan ada untuk melaksanakan pelayanan KB,"
terangnya.
Selain itu, DPPKB juga masif
melakukan wawar mupen alias mewawar melalui mobil unit penerangan di masa
pandemi guna mencegah klaster keluarga, dengan menyosialisasikan protokol
kesehatan.
Sementara itu, Sekretaris DPPKB
Kota Bandung, dr. Nina Manarosana mengatakan, pangkal dari kekuatan negara
adalah keluarga. Maka itu, pihaknya juga akan menggelar Webinar tentang
Keluarga Keren Tanpa Stunting.
Sebab di masa pandemi, terang
Nina, peningkatan kasus stunting sangat mungkin terjadi. Hal itu katena kondisi
ekonomi masyarakat banyak terdampak wabah Covid-19.Sekretaris DPPKB Kota Bandung, dr. Nina Manarosana dalam acara Bandung Menjawab (foto:humas
"Keluarga berperan aktif
dalam pencegahan stunting, jangan sampai muncul new stunting. Mudah-mudahan
cara pencegahan dan penanganannya tersampaikan," kata Nina.
Dalam Webinar Keluarga Keren
Tanpa Stunting yang juga menjadi acara puncak Harganas, DPPKB Kota Bandung akan
mengedukasi dan melatih warga.
"Banyak sekali masalah
keluarga di masa pandemi, kami punya tenaga penyuluh keluarga di setiap kelurahan.
Mereka punya grup WA, grup-grup itu yang kemudian diaktifkan, jadi mereka
penyuluhannya melalui grup karena sekarang khawatir melakukan secara
langsung," terangnya.
Nina mengatakan, pihaknya juga
telah bekerja sama dengan sejumlah instansi dan lembaga terkait dalam upaya
mencegah peningkatan angka stunting di masyarakat khususnya pada masa pandemi
Covid-19.
"Kita membentuk keluarga
kuat melalui pembinaan-pembinaan bina keluarga balita, remaja, lansia, dan
kelompok remaja. Kerja sama dengan perguruan tinggi, OPD terkait, dan
Kementerian Agama. Karena ketahanan keluarga terkait kemana-mana," beber
Nina.
"Seperti Kementerian Agama,
bentuk kerja sama yang dilakukan yaitu menyusur di mana letak pernikahan dini
terbanyak. Kemenag memberikan data ke kami. Ini menjadi fokus untuk
meningkatkan kegiatan karena pernikahan dini sangat rentan dengan
permasalahan," imbuhnya.
Dengan berbagai kegiatan
tersebut, Nina berharap masyarakat mampu membangun kepedulian dan cinta
terhadap setiap anggota keluarga. Sebab stunting harus dipahami seluruh anggota
keluarga agar pencegahan dapat dilakukan.
"Kalau setiap anggota
keluarga sudah punya cinta. Cinta itu terkait dengan kepedulian. Kalau dia udah
punya cinta maka dia akan memiliki kepedulian," tutur Nina. (tan/red).