BANDUNG,
Faktabandungraya.com,---Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku khawatir
terjadinya kenaikan tren kasus positif Covid-19 di Kota Bandung pascalebaran
dan libur panjang beberapa waktu lalu.Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana ( foto:humas)
Hal ini terlihat dari angka Bed
Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Kota Bandung
yang sudah 79,9 persen dan cenderung akan mengalami kenaikan.
"Ini sudah di titik
psikologis. Menunjukkan bahwa baik fasilitas kesehatan mau pun tenaga
kesehatannya sebentar lagi collapse," kata Yana Mulyana di Gedung PSSI
Jawa Barat, Jalan Lodaya, Kota Bandung, Minggu (6/6- 2021).
Yana mengatakan, saya ingin
meluruskan, regulasi masyarakat tidak boleh melakukan mudik muncul sebab
Pemerintah Kota Bandung khawatir siklus peningkatan Covid-19 terjadi. Itu bisa
terjadi dua pekan sampai sebulan setelah libur panjang.
"Saya tidak bisa bayangkan
kalau kemarin Pemerintah Pusat dan Daerah tidak membatasi soal mudik. India
saja yang sudah terkendali jadi 9.000an penambahan (kasus positif covid-19) per
hari. Hari ini sampai 360 ribu," ucapnya.
"Kita ini (Indonesia)
mungkin sudah mendekati 100 ribu orang, ngeri buat saya. Karena di Kota Bandung
saja sudah lebih dari 100 kasus per harinya. Sebelumnya 30an kasus, sekarang
sudah di 101 kasus per hari," lanjutnya.
Menurut wakil wali kota, angka
tersebut baru pascalebaran. Sedangkan setelahnya ada libur Hari Raya Waisak dan
Hari Lahir Pancasila yang bisa dimanfaatkan libur panjang bersamaan dengan cuti
pada sebelum atau sesudahnya.
"Kemarin konsentrasi mencegah
libur panjang seminggu sebelum lebaran. Padahal di tanggal berikutnya ada lagi
hari libur yang jatuhnya hari kejepit. Mungkin ada saja orang yang mengambil
cuti dan memanfaatkannya jadi libur panjang," katanya.
Ia mengatakan, kunci dalam
mengantisipasi penambahan kasus lebih banyak yakni Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) kewilayahan dari RT dan RW. Mereka lebih hafal
terhadap warganya yang diduga mudik sehingga harus dilakukan test atau
melakukan isolasi mandiri.
"Kuncinya itu, kita minta
kewilayahan, termasuk TNI-Polri. Kuncinya di sana saja (RT RW), karena lebih
paham. Soal infrastruktur, faskesnya, tempat isolasi mandiri untuk yang tidak
bergejala kita sudah siapkan. Orang yang bergejala kita minta Rumah Sakit
menambah tempat tidur juga. Mudah-mudahan tidak terpakai," ujarnya. (hms/sein).