Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama pihak Manajemen RSU Advent Bandung |
Meski dalam tingkat kewaspadaan
tinggi, Yana mengingatkan, agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Karena
setiap hari, rumah sakit mengupayakan penambahan tempat tidur khusus penanganan
Covid-19.
“Kami terus mendorong teman-teman
rumah sakit di Kota Bandung menambah kapasitas tempat tidur. Harapannya,
teman-teman rumah sakit bisa menambah. Mudah-mudahan itu juga tidak dipakai,”
ucap Yana saat di Rumah Sakit Advent, Kamis, 17 Juni 2021.
Sebelum menyambangi Rumah Sakit
Advent, Yana lebih dulu datang ke RS Santo Borromeus. Koordinasi serupa terkait
tempat tidur ini menjadi perhatian khusus.
Meskipun, ungkap Yana, dari
sekitar 90 persen tingkat keterisian tempat tidur di Kota Bandung ini
setengahnya dihuni oleh pasien yang berasal dari luar daerah. Namun, dia
memastikan rumah sakit di Kota Bandung tetap berusaha memberikan pelayanan
terbaik.
“Memang berdasarkan indikator BOR
seperti kita ketahui sudah di atas 90 persen. Tapi kalau kita lihat 50 persennya
itu bukan warga Kota Bandung. Tentunya atas dasar kemanusiaan tidak mungkin
rumah sakit menolak pasien non Kota Bandung,” jelasnya.
Apalagi saat ini wilayah terdekat
yakni Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat berada dalam zona merah,
sehingga Yana berharap rumah sakit di Kota Bandung harus siap melakukan langkah
antisipasi.
“Tetangga kita ada di zona merah.
Tentunya itu ada dampak, sehingga pasien terindikasi Covid-19 dirujuk ke rumah
sakit Kota Bandung,” terangnya.
Di samping itu, Yana juga terus mendorong agar tempat isolasi mandiri bisa tersedia di level kewilayahan. Level kecamatan bahkan kelurahan harus bisa menginventarisasi potensi tempat isolasi mandiri.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana bersama pihak Manajemen RSU Advent Bandung |
Seperti ketika mengunjungi
Kecamatan Ujungberung, Yana melihat ada potensi bangunan milik Pemerintah
Provinsi Jawa Barat yang bisa dijadikan tempat isolasi mandiri dengan kapasitas
hingga 200 orang. Apabila tempat isolasi mandiri ini maksimal maka bisa
mengurangi beban daya tampung di rumah sakit.
“Kita dorong di satu kelurahan
ada 2-3 tempat isolasi. Itu akan sangat luar biasa. Kita terus diskusikan
peluang-peluang yang bisa kita manfaatkan untuk isoman. Supaya membagi beban,”
bebernya.
Pada kesempatan yang sama, Yana
juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada rumah sakit dan segala
Sumber Daya Manusia (SDM) di dalamnya. Karena hingga saat ini masih tetap
optimal melakukan penanganan di saat kasus terus meningkat.
“Pemkot Bandung mengucapkan
terima kasih kepada fasilitas kesehatan yang ada di Kota Bandung. Termasuk
tenaga kesehatannya yang sudah bersama-sama menghadapi peningkatan penyebaran
Covid-19 di Kota Bandung,” ujarnya.
Selain menambah jumlah tempat
tidur, ternyata pihak rumah sakit juga menyiagakan seluruh SDM yang dimiliki.
Sehingga tak jarang para tenaga kesehatan terpaksa bekerja lembur.
Seperti yang dituturkan oleh
Direktur Rumah Sakit Advent Bandung, Alvin Rantung. Menurutnya, pihak manajemen
terpaksa mengatur jadwal para tenaga kesehatan lebih ketat. Apalagi jumlah
perawat di RS Advent terbatas.
“Tetapi coba kita atur karena
masyarakat sangat membutuhkan pelayanan. Perawat yang seharusnya off atau cuti,
kita panggil masuk semua," ungkapnya.
"Mereka semangat mau
melayani. Karena melihat situasi, kita juga terus tambah kebutuhan untuk tenaga
kesehatan ini,” papar Alvin.
Sedangkan untuk tempat tidur di
RS Advent, saat ini Alvin akan mengupayakan penambahan. Dari sebelumnya 48
persen kapasitas RS Advent, kini akan diupayakan menjadi 58 persen daya
tampungnya khusus untuk penanganan Covid-19.
“Sekarang BOR kita sekitar dari
114 tempat tidur, dari kemampuan rumah sakit 237 tempat tidur. Kita akan
tingkatkan sampai 135 tempat tidur," jelasnya.
"Ke depan, membuka lagi
lantai dua gedung ini akan berubah dari untuk pasien non Covid-19 menjadi
tempat tidur Covid-19. Kita ada ruang ICU dengan tekanan negatif dan
ventilator. Itu ada 12 tempat tidur,” katanya. (asp/sein).