BANDUNG,
Faktabandungraya.com,---- Terapi plasma konvalesen dinilai dapat meningkatkan
angka kesembuhan pasien COVID-19. Namun, penerapan terapi tersebut di Jawa
Barat (Jabar) masih minim karena stok terbatas. Di tengah peningkatan kasus,
para penyintas COVID-19 pun diajak mendonorkan plasmanya.Gerakan aksi nyata kemanusiaan mendonorkan plasma konvelesen di Gedung Sate
Untuk
mendorong partisipasi penyintas COVID-19, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi
Jabar bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menggagas gerakan donor
plasma konvalesen dengan tajuk "Aksi Nyata Gerakan Kemanusiaan" di
Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (13/7/2021).
Plasma
konvalesen merupakan bagian darah yang mengandung antibodi penyintas COVID-19,
dan hanya boleh digunakan untuk kondisi darurat sebagai upaya meningkatkan
angka kesembuhan dan menekan angka kematian pada pasien COVID-19.
Kepala Biro
Pemerintahan dan Otonomi Daerah Setda Provinsi Jabar Dodit Ardian Pancapana
yang juga Ketua Panitia Aksi Nyata Gerakan Kemanusiaan mengatakan, permintaan
transfusi plasma darah terus meningkat seiring peningkatan kasus COVID-19.
"Data
menunjukkan efektivitas pengobatan transfusi plasma konvalesen cukup tinggi
yakni hingga 60-90 persen," kata Dodit.Seorang partisipan penyintas COVID-19, mendonorkan Plasma Konvalesen
Antusiasme
penyintas COVID-19 untuk berpartisipasi dalam gerakan tersebut tergolong
tinggi. Pada hari pertama, sudah ada 22 orang yang mendaftar. Setelah dilakukan
skrining, hanya 11 orang masuk tahap pengambilan sampel darah yang akan diuji
terlebih dahulu oleh tim PMI Kota Bandung.
Berlandaskan
rasa kemanusiaan untuk menolong sesama dan menyelamatkan nyawa, gerakan
tersebut diharapkan dapat memantik semua pihak untuk turut serta membantu
memenuhi permintaan plasma konvalesen.
Sekretaris
PMI Jabar Rudaha mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia berharap gerakan itu dapat
menggugah penyintas COVID-19 yang memenuhi syarat untuk mendonorkan plasmanya.
“Kami dari
PMI Jabar mengapresiasi kegiatan ini yang diinisiasi oleh Biro PemOtda, semoga
terus berlanjut dan menggerakkan organisasi lain untuk melakukan hal yang
sama," kata Ruhada.
“Saat
ini daftar antrean untuk mendapatkan plasma darah di PMI Kota Bandung sudah
600, sangat tinggi permintaannya," imbuhnya. (hms/sein).