BANDUNG, Faktabandungraya.com,--- Pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun lalu membuat perekonomian berbagai negara di dunia merosot, tak terkecuali di Indonesia. Di tengah kondisi pandemi yang hingga saat ini masih berlangsung, perbankan memiliki peran vital dalam memulihkan perekonomian nasional.
bank bjb sebagai salah satu Bank
Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di Indonesia juga turut mendorong percepatan
pemulihan ekonomi nasional, terutama bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten. Hal
tersebut salah satunya tercermin mulai dari penyaluran kredit yang terus tumbuh
sebagai fungsi intermediasi khususnya pada sector produktif padat karya,
sekaligus juga beradaptasi dengan pergeseran pola transaksi kuangan masyarakat
dari offline ke online melalui produk digital sehingga di tengah pembatasan
kegiatan masyarakat aktivitas keuangan tetap dapat berjalan.
Di tengah permintaan kredit yang
masih terbatas, sampai dengan Mei 2021 penyaluran kredit bank bjb mampu tumbuh
7,3% didorong segmen konsumer, UMKM, komersial korporasi dan KPR yang tumbuh
positif dengan NPL terjaga sehingga turut membantu pemulihan ekonomi baik dari
sektor produktif maupun konsumsi.
Sebagaimana diketahui, pandemi
mengharuskan masyarakat untuk banyak membatasi aktivitas nya di luar rumah. Hal
tersebut juga berdampak langsung terhadap pola konsumsi dan aktivitas keuangan
nasabah.
Direktur Utama bank bjb Yuddy
Renaldi mengatakan, pandemi Covid-19 mendorong bank bjb terus melakukan upgrade
dan penyesuaian layanan perbankan digital yang telah ada untuk mengakomodir kebutuhan
nasabah. kini, bank bjb telah memiliki platform digital baik untuk transaksi
perbankan, belanja, pengajuan kredit sampai dengan pembinaan bagi para pelaku
UMKM.
"Aplikasi bjb Digi sebagai
platform utama bank bjb dalam layanan digital banking juga penggunaannya dalam
kurun waktu 6 bulan saja meningkat signifikan yakni sebesar 121,2% bila
dibandingkan dengan Desember 2020," ungkap Yuddy dalam diskusi online
Peran Perbankan Mempercepat Pemulihan Ekonomi bersama Tempo, Kamis (8/7-2021).
Selain itu, dia mengatakan,
ekosistem pembayaran melalui QRIS bank bjb juga meningkat secara eksponensial,
hingga mencapai 20 kali lipat bila dibandingkan dengan Desember 2020. Hal
tersebut sekaligus juga berdampak positif pada pertumbuhan fee based income
bank bjb.
Yuddy mengatakan, untuk mendukung
pertumbuhan perekonomian selain daripada memberikan akses modal usaha melalui
pemberian kredit, perbankan juga harus dapat mengakomodir transaksi keuangan
masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Transaksi digital juga harus dibarengi
dengan cyber security yang mumpuni
untuk menjamin keamanan masyarakat selama bertransaksi. Untuk itu, Yuddy
mengatakan, saat ini pihak internal bank bjb telah mengembangkan fraud management system.
“Hal ini adalah salah satu
langkah untuk memitigasi risiko yang ada seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi perbankan" ungkap Yuddy.
Di samping itu, dia mengatakan, bank bjb juga senantiasa mengajak nasabah untuk dapat menjaga kerahasiaan data-data pribadi seperti password dan PIN.
Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi memaparkan langkah bank bjb dalam penyaluran PEN |
Salurkan Penempatan Uang Negara
untuk Pulihkan Ekonomi Jabar melalui program PEN
Untuk kedua kalinya bank bjb
dipercaya pemerintah sebagai penyalur dana stimulus ekonomi dalam rangka
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terdapat dua gelombang penyaluran PEN pada
2020-2021 dengan nilai masing-masing Rp2,5 Triliun per-periode.
"Di periode pertama tahun
2020, bank bjb selesai menyalurkan dana PEN dalam kurun waktu 2 bulan sebesar
Rp5,3 Triliun. Dana telah disalurkan seluruhnya pada 18 Oktober 2020,"
ungkap Yuddy.
Pada periode kedua di Februari
2021 dengan besaran penempatan dana yang sama yakni Rp2,5 Triliun, bank bjb
telah melakukan penyaluran dana senilai Rp4,3 Triliun. Dana PEN tersebut telah
disalurkan seluruhnya pada 2 Juli 2021.
"Alokasi dana PEN terhadap
sejumlah sektor produktif padat karya menjadi strategi kami untuk membantu
pemulihan ekonomi khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten yang pada akhirnya
berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," ungkap Yuddy. (*/red).