H.Mirza Agam Gumay, SM.Hk (anggota Komisi I DPRD Jabar dari Fraksi Gerindra) (foto:ist) |
Besaran dana yang didapatkan oleh
pihak desa beragam sesuai dengan keteria yang telah diatur oleh pemerintah. Tujuan
dikucurkan dana desa itu untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa,.
Anggota Komisi I DPRD Jawa Barat,
H.Mirza Agam Gumay, SM.Hk mengatakan, guna mendukung percepatan pembangunan
desa, khusus di Jawa Barat maka harus didukung dengan data presisi. Data desa presisi merupakan penggabungan
antara data special dan numerik.
“Data Desa Presisi sangat penting
untuk menghadirkan data akurat bagi Indonesia. Efisiensi data yang akurat itu
datang dari desa. Inovasi dari Data Desa Presisi itu inovasi metodologi yang
tidak hanya bersifat numerik atau angka, namun juga data spasial yang memiliki
tingkat akurasi yang tinggi,” kata Agam---sapaan--- Mirza Agam Gumay saat
dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (12/7-2021).
Dikatakan, sejak tahun 2015
hingga tahun 2021 ini, sudah ratusan trilian dana dari APBD telah dikucurkan
oleh pemerintah pusat untuk desa. Bahkan Presiden Joko Widodo mengatakan,
membangun desa-desa yang ada di seluruh Indonesia, sama artinya dengan
membangun Negara Indonesia.
Kucuran dana untuk desa bukan
hanya dari Pemerintah pusat semata, tetapi juga ada dari APBD Jabar, yang
setiap Desa di Jabar mendapatkan kucuran dana sebesar Rp.100juta per tahun.
Belum lagi ditambah dari APBD Kabupaten masing-masing, ujar politisi Partai
Gerindra Jabar ini.
Pengucuran dana yang cukup besar
ke desa-desa, bertujuan agar desa-desa di seluruh Indonesia khususnya di Jabar,
dalam upaya pemerintah untuk mendukung percepatan pembangunan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa.
Pada kurun waktu lima tahun
kebelakang, mayoritas penggunaan dana desa diperuntukan untuk sector
infrastruktur desa, namun, kini rata-rata infrastruktur desa sudah bagus dan
baik. Untuk itu, sekarang pemanfaatan
dana desa diperuntukan untuk penguatan perekonomian masyarakat desa.
Setiap desa memiliki sumber daya
tersendiri, bahkan sudah cukup banyak produk-produk lokal di desa yang memiliki
keunggulan, nah di situlah mulai diberikan suntikan agar menjadi sebuah produk
yang memiliki kualitas dan daya saing sehingga bisa dijual masuk ke kota,
tingkat nasional, bahkan international.
Kita yakin, produk-produk lokal
yang berada di desa-desa memiliki peluang besar untuk dapat menembus pasar
nasional. Namun, tentunya produk-produk tersebut harus didukung dengan kualitas
pengemasan dan pemasaran yang baik. Kalau sudah dikenalkan di tingkat nasional,
membawa ke global marketplace itu gampang sekali.
“Nah disinilah pentingnya data
Desa Presisi dalam mendukung menjadi desa mandiri”, ujar Agam dari Dapil Jabar
4 (Kabupaten Cianjur) ini.
Agam mengakui, bahwa masalah data
desa hingga saat ini masih simpangsiur, sehingga sering menimbulkan polemik.
Ketidakakuratan data, kata dia, dapat menyebabkan gagalnya pembangunan.
Untuk itu, kita di Komisi I DPRD
Jabar akan mengundang APDESI Jabar untuk duduk bersama membahas konsep Data
Desa Presisi. Setelah itu, kita (DPRD Jabar) bersama Apdesi akan melakukan
ujiberhasil maka akan kita terapkan di seluruh desa di Jabar, tandasnya.
(adikarya/husein).