BANDUNG, Faktabandungraya.com,---Ketua
Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengapresiasi
pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di RW 09
Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19, Ema Sumarna saat memantau pelaksanaan PPKM Darurat di
Kel. Sukaraja KEc. Cicendo (foto:humas)
Tak hanya Ketua RT dan RW
memahami pelaksanaan PPKM Darurat, tetapi warganya juga kompak.
"Masyarakat di sini bisa
kompak tidak ada yang arogan. Warga paham jika di waktu tertentu tidak boleh
lagi beraktivitas keluar kecuali urgent," katanya usai memantau
pelaksanaan PPKM dan tempat isolasi, Selasa 6 Juli 2021.
"Dan mereka pun kompak saat
ini, karena sedang melakukan PPKM darurat tidak dulu memberikan ruang kepada
masyarakat di luar warga di sini, untuk masuk ke wilayah ini. Ternyata dengan
pemahaman yang luar biasa dari pengurus, ini bisa dipahami oleh
masyarakat," lanjutnya.
Menurutnya, penanganan warga
terkonfirmasi Covid-19 pun sudah baik. Untuk OTG atau gejala ringan tidak
menuju ke rumah sakit, karena BOR saat ini sedang tinggi di angka 92,83.
Di wilayah tersebut, Ema pun
sempat melihat beberapa rumah yang ditandai bahwa di dalamnya sedang ada yang
isolasi mandiri. Serta satu sekolah yang satu ruangannya dipakai sebagai tempat
isolasi.
Menurut Ema, untuk warga yang
tidak memiliki tempat yang layak untuk isolasi mandiri memang harus dicarikan
alternatif.
"Kalau memang ini sulit
sekali, saya mintakan Ibu Kepala Puskesmas berkoordinasi untuk memanfaatkan
hotel yang kita siapkan. Mungkin masih ada 1-2 kamar yang bisa dimanfaatkan. Di
sana difasilitasi, makan 3 kali kontrol dokternya, kemudian juga ruangannya
jelas terstandarisasi itu relatif jauh lebih baik," ungkapnya.
Ema menegaskan, Covid-19 itu
bukan aib. Justru saat diketahui, akan muncul kepedulian warga.
Penyerahan beras untuk warga Sukaraja yang sedang menjalani Isoman (foto:humas). |
Sementara itu, Ketua RW 09
Kelurahan Sukaraja, Nugraha mengatakan, jumlah kasus terkonfirmasi di RW 09
sebanyak 42 orang, dan RT 04 merupakan yang terbanyak sekitar 18 orang.
"Kalau rumah yang dijadikan
tempat isoman ada 9 termasuk yang satu sekolah," katanya.
Menurut Nugraha, pemilihan
ruangan di sekolah yang ada di lokasi tersebut, karena rumah tinggalnya tidak
layak, dan ada 3 anggota keluarga lainnya, sedangkan rumah singgah sudah penuh.
"Kita meminta isoman di
rumah singgah, ternyata penuh, waiting list. Akhirnya kita koordinasi dengan
pihak sekolah, dengan rasa kemanusiaan mereka memberikan satu ruangan untuk
dijadikan tempat isoman," katanya.
"Untuk yang isoman di sini,
OTG dan gejala ringan. Setiap ada orang yang terkena akan lapor ke Puskesmas.
Nanti akan dipantau oleh puskesmas dan tracing juga," lanjutnya.
Sedangkan Kepala UPT Puskesmas
Sukaraja drg Dwi Mudji Astuti mengaku menerima laporan jika ada yang positif
melalui hotline Puskesmas Sukaraja. Pihaknya lalu menanyakan terlebih dahulu
kondisi yang bersangkutan.
"Nanti ditanyakan apakah di rumah layak untuk isolasi atau tidak. Jadi kita dipantau dari jauh dan minta bantuan dari RT RW untuk melihat kondisinya," katanya. (agg/red).