BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Program aplikasi Pikobar (Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Jawa Barat), yang
diluncurkan Pemerintah Provinsi Jabar melalui aplikasi digitalisasi, cukup
bagus sich. Namun, menurut, anggota DPRD Jabar H.Memo Hermawan, apakah semua
masyarakat Jabar mengetahui dan memahami, apa itu program aplikasi Pikobar ?. Terutama masyarakat yang tinggal di jauh di
pedalaman desa.H.Memo Hermawan, anggota DPRD Jabar dari Fraksi PDIP ( foto:dok.ist)
Perlu diketahui bahwa Provinsi
Jabar terdiri dari 5.800 di Jabar tidak semua semua desa memiliki jaringan
internet yang sudah memadai, ditambah lagi masyarakat pedesaan masih sangat
banyak yang gaptek.
Jadi
semua program digitalisasi yang
diluncurkan oleh Pemprov Jabar belum tentu dapat diketahui dan dipahami oleh
masyarakat Jabar terutama yang tinggal di Pedesaan. Ditambah lagi minimnya
sosialisasi dari program yang diluncurkan, seperti program aplikasi
Program
aplikasi Pikobar yang menyajikan data,
dan informasi terkait penyebaran dan pencegahan covid-19 di Jabar. Apakah
sepenuhnya sudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat Jabar ?.., Saya yakin
hanya sebagian kecil masyarakat saja yang memahami, itupun baru di daerah
/kawasan urban, sedangkan di derah rural, saya yakin mayoritas tidak tahu,
apalagi untuk memahaminya.
Hal
ini katakana H.Memo Hermawan saat dimintai tanggapannya terkait program
aplikasi Pikobar, Minggu, (25/7-2021).
Dikatakan,
Warga/ masyarakat yang tinggal di daerah Urban sudah lama dapat menikmati
perkembangan teknologi dengan kemudahannya, sedangkan daerah Rural masih gabtek, bahkan masih ada pedesaan
(Rural) yang belum sama sekali dapat menikmati mamfaat dari teknologi. Nah
disinilah diperlukan pemerataan sosialisasi program Pikobar, dan hal ini harus
menjadi perhatian serius bagi pemerintah provinsi Jabar.
Kang
Memo—sapaan—Memo Hermawan mengatakan, kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan dan 422 desa dan 21 kelurahan.
Jadi masyarakat Garut jauh lebih banyak dari yang tinggal di pedesaan/ daerah
rural dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan (Kelurahan) atau daerah
urban.
Jadi
masyarakat yang tinggal di kawasan rural, jaringan internet aja masih sangat
terbatas, ditambah gaptek lagi. Jadi mana mungkin masyarakat rural mau paham
program aplikasi Pikobar, ujar politisi senior PDIP Jabar ini, .
Saat ditanya terkait fitur program
aplikasi Pikobar, apakah sudah sangat mendukung dengan perkembangan kondisi pandemic
covid-19 dari waktu-kewaktu di Jabar ?.. menurut Kang Memo, berdasarkan informasi
dari anggota Fraksi PDIP yang ditugaskan di Komisi I DPRD Jabar , bahwa program
aplikasi Pikobar yang memanfaatkan
kemajuan teknologi masih sangat kurang tersosialisasinya, sehingga, kita minta
agar pemprov benar-benar meningkatkan sosialisasi kepada seluruh lapisan
masyarakat.
Adapun terkait fitur program aplikasi Pikobar,
tentunya harus menjadi perhatian juga, terutama permasalahan mengenai akurasi
data pada aplikasi tersebut harus menjadi perhatian, dari jumlah angka sebaran
kasus aktif, pasien sembuh, pasien meninggal, dan data lainnya.
Saya pernah mengecek dan
mensandingkan, antara data Pikobar dengan data Pikokab Garut, ternyata, tidak
sama, bahkan. Lantas pertanyaannya ?...
dari mana data yang dimiliki Pikobar ?.. Seharusnya, data Pikobar itu berasal
dari Pikokab/kot se Jabar, ujar Politisi PDIP Jabar ini.
Soal siapa yang terlambat update,
apakah provinsi atau Kabupaten/kota, itu saya tidak tahu. Namun, kita minta agar Pemprov harus berpikir
ulang mengenai program Pikobar, evaluasi mengenai ketepatan update penyebaran
angka pasien, berapa angka sebenarnya" ujarnya.
"Evaluasi besar harus
dilakukan seperi pada angka kematian harus dievaluasi akurasinya, pasien
terpapar, dan sembuh. Berapa jumlah warga yang sedang dirawat di rumah sakit
dalam kondisi sakit berat terpapar covid-19, dan berapa yang sedang melakukan
isolasi mandiri ?.
Perlu dicatat, bahwa beberapa hari
kebelakang ini, angka kematian yang disebabkan terpapar covid-19 naik hampir
tiap hari, dan itu terjadi di tiap daerah.
Apakah jumlah warga yang meninggal di update setiap hari ?.., “Saya tidak tahu”,
tandasnya. (adikarya/husein).