H.Mirza Agam Gumay, SM.Hk anggota Komisi I DPRD Jabar (foto;ist) |
Cukup banyak dan gencarnya
disinformasi yang berselancar di dunia maya terutama di Media Sosial, tentunya menjadi salah satu penyebab penghambat
penanganan pendemi covid-19. Padahal
pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk segera mengakhiri pandemic covid-19
yang sudah melanda Indonesia lebih dari setahun.
Agar disinformasi tidak
terus-terus berselancar di dunia maya, menurut anggota Komisi I DPRD Jabar H.Mirza
Agam Gumay, SM.Hk, tentunya perlu penguatan peran dan fungsi humas di setiap
tingkat pemerintahan, sebagai garda terdepan untuk menghalau setiap informasi
hoax yang banyak tersaji melalui media sosial.
Humas yang ada di pemerintahan harus
mampu memberikan informasi-informasi yang utuh dan tidak setengah-setengah
kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memahami berita
yang sebenarnya, bukan berita bohong.
Informasi dari pemerintah harus
disampaikan oleh humas secara benar dan
utuh kepada masyarakat disemua tingkatan
pemeritahan mulai dari Pemerintah pusat hingga pemerintahan desa.
Agam –sapaan—Mirza Agam Gumay,
menghimbau dan mengingatkan masyarakat agar tidak muda percaya terhadap
informasi yang ditebar melalui media social, dan jangan juga cepat menyebarkannya, . Hal
ini, karena belum tentu berita tersebut benar dan sesuai dengan faktanya. Untuk,
carilah informasi melalui media mainstream yang isi berita dapat dipercaya
kebenarannya.
Gara-gara disinformasi, tidak
sedikit masyarakat yang terpengaruh dan akhirnya salah paham, sehingga tidak
percaya bahwa virus corona (covid-19) telah menjadi pandemic dan menyebar di hampir
seluruh Negara di dunia ini.
Bahkan didunia sudah lebih dari
4 juta manusia meninggal akibat terpapar,
sedangkan Indonesia sendiri angka kematian akibat terpapar covid-19 sudah
himpir menembuas 75.000 jiwa. Dan di Jabar jumlah yang meninggal sudah diatas
7.000 orang.
Namun, anehnya walaupun sudah
jelas-jelas virus corona bagi yang terpapar yang disertai penyakit bawaan, telah
menyebabkan banyak orang meninggal akibat terpapar covid-19, masih ada juga
yang tidak percaya. Bahkan diminta untuk mematuhi dan disiplin dalam penerapan protocol
kesehatan 5M, masih banyak yang ngenyel dan berani menentang Satgas Penanganan
Covid-19.
Mereka (masyarakat-red) yang masih ngeyel saat
diingatkan oleh petugas Satgas Penanganan covid-19, terutama saat penerapan PPKM
Mikro dan PPKM Darurat, tentunya tidak terlapas dari disinformasi yang mereka
dapatkan dari dunia maya.
Mudahnya masyarakat dalam
mengakses informasi hoax terutama dari
media social menyebabkan masyarakat mudah mempercayai informasi tersebut dan
tak jarang menimbulkan aksi saling menyalahkan baik antar masyarakat maupun
masyarakat kepada pemerintah.
Agam menghimbau dan mengajak
masyarakat untuk berhenti (Stop) menebar informasi hoax tentang covid-19. Dan mari kita sama-sama memerangi pandemic covid-19
agar kehidupan kita dapat kembali normal.
“Mari kita jaga kesehatan diri
sendiri, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi serta lingkungan agar
terhindar dari covid-19 dengan cari mematuhi dan disiplin dalam prokes 5M,
tandasnya. (adikarya/husein).