Wakil Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya ( foto;humas)
CIMAHI, Faktabandungraya.com,--- Wakil
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Abdul Hadi Wijaya mengapresiasi
paparan dari Rancangan Kebijakan Umum
Anggaran serta Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Dinas
Pendidikan Jabar guna meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Barat.
Abdul Hadi atau kerap di panggil
Gus Ahad itu menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah
melakukan beberapa terobosan seperti diantaranya berhasil memperjuangkan 17
ribu formasi lebih guru P3K khususnya di Jawa Barat, Iapun menilai akan berefek
kepada kesehahteraan guru di Jawa Barat.
“Kami apresiasi dari Dinas
Pendidikan mempunyai konsep untuk perubahan pendidikan di Jawa Barat, yaitu
dimana berhasil di perjuangkan 17 ribu lebih formasi guru untuk P3K di Jawa
Barat, tentu ini meningkat dari yang di harapkan semoga ini berefek kepada
kesejahteraan guru di Jawa Barat karena ini energi positif bagi dunia
pendidikan," katanya di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jabar Wilayah VII
Kota Cimahi, Rabu, (18/8/21).
Gus Ahad juga menyoroti
desentralisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai sudah
membaik dan iapun melalui Komidi V akan merekomendasikan untuk menambah kembali
Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan di Jawa Barat karena dinilai masih belum
ideal.
Pimpinan dan anggota Komisi V DPRD Jabar bincang santai usai raker dengan pejabat KCD Pendidikan Jabar Wilayah VII di kantor KCD Cimahi ( foto:humas). |
Dirinya menyambut baik bantuan
Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMI) di integrasikan dengan pelayanan
bagi siswa yang miskin agar sekolah sekolah swasta akan tetap mendapatkan
bantuan dengan persyaratan ada subsidi bagi siswa miskin.
“Karena banyak kasus anak anak
yang kurang mampu yang tidak masuk negeri tapi tidak mampu juga untuk
bersekolah di sekolah swasta karena terkendala biaya, ini sebuah solusi yang
baik," ucapnya.
Pihaknya juga memberikan
apresiasi kepada Dinas Pendidikan Jawa Barat terkait peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) dimana nanti akan mengitegrasikan anak anak yang
biasa di pesantren yang selama ini tidak tercatat sebagai capaian pendidikan
ketika mereka lulus itu supaya di link -kan dengan pusat dengan kegiatan PKBM.
(hms/sein).