BANDUNG, Faktabandungraya.com,---
Jumlah penduduk Jabar yang sudah divaksin saat ini masih kurang dari 10 juta
orang atau masih ada gap 27 juta untuk mencapai kekebalan kelompok yang
targetnya 37 juta jiwa.Masyarakat antusias mengikuti vaksinasi massal di GOR Volly di Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung
Untuk itu semua stakeholders
diharapkan menyukseskan program vaksinasi terutama masyarakat karena vaksin
terbukti ampuh mencegah kesakitan dan mengurangi angka kematian.
Menurut Wakil Ketua Divisi Khusus
Percepatan Vaksinasi Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, Jabar ditargetkan
selesai vaksinasi Desember 2021. Dengan jumlah penduduk 50 juta dan harus
mencapai 70-80 persen cakupan vaksin, maka ini adalah tantangan yang sangat
berat.
“Kita harus bekerja keras
bagaimana vaksinasi ini harus dilakukan secara maksimal melalui kolaborasi.
Insyallah sampai dengan akhir Desember kita maksimalkan," ujarnya saat
meninjau vaksinasi massal di GOR Volly si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten
Bandung, Jumat (6/8/2021).
"Jadi saya mohon bantuan
kepada semua pihak karena pemerintah itu tidak bisa sendirian kita harus
bersama-sama dengan seluruh elemen," tambahnya.
Dalam peninjauan, Atalia bersama
Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dan Wakil Bupati Bandung Syahrul Gunawan.
Menurut Atalia, vaksinasi massal di Kabupaten Bandung juga dilakukan di tempat
lain yakni Telkom University.
Atalia mengatakan, ini merupakan
upaya percepatan vaksinasi dengan jejaring kolaborasi. Kegiatan serupa sudah
dilakukan di beberapa daerah seperti Kota Cimahi sebagai pembuka, Kabupaten
Karawang, Garut, Bogor, Bekasi dan yang terakhir adalah Kabupaten Bandung.
"Harapannya dari sekarang
akan dilakukan hal yang sama karena di setiap titik itu ada 56 ribu vaksin yang
akan diberikan dikalikan dua (dosis vaksin)," kata Atalia.
Vaksinasi massal di Jabar sudah
menggunakan pelayanan digital. Pelayanan
digital ini bahkan dilakukan dari mulai pendaftaran, skrining, hingga pemberian
sertifikat vaksin.
"Yang menarik vaksin di
tempat ini_paperless, _ sangat meminimalisasi penggunaan kertas jadi dimulai
dari mereka mendaftar, mereka mengantre seperti apa. Bahkan pada saat dilakukan
skrining tanpa menggunakan kertas," kata Atalia.
"Dari situ mereka terus
sampai pada akhirnya mereka menunggu setelah menunggu setelah divaksin tanpa
kertas. Informasi mengenai mereka sudah selesai istilah sudah lulus dilakukan
vaksin itu juga tanpa kertas dikirimkan melalui WhatsApp masing-masing,"
sebutnya.
Jabar masih berjuang untuk
meningkatkan cakupan vaksinasi dan menjadi provinsi fokus Pemerintah Pusat
bersama DKI Jakarta dan Banten.Masyarakat menunggu panggilan untuk divaksin di GOR Volly di Jalak Harupat, Soreang, Kab. Bandung
Pertengahan Juni cakupan
vaksinasi Jabar tercatat masih 12 persen, tapi dengan berbagai upaya percepatan
kini cakupannya sudah meningkat.
Jabar sendiri saat ini telah
mulai melakukan vaksinasi dosis ketiga sebagai penguat (booster) bagi para
tenaga kesehatan yang dulu mendapat giliran pertama divaksin.
Data Pikobar per 2 Agustus 2021,
dosis pertama 16,52 persen, dosis kedua 7,72 persen, dosis ketiga 0,01 persen.
Total Jabar telah menerima 11,4 juta dosis vaksin dari Pemerintah Pusat, sekitar 9,1 juta dosis telah diinjeksi ke 5,7
juta orang di 27 kab/kota. Tingkat pemakaian vaksin sudah 80,37 persen.
Jabar sendiri masih defisit 1,09
juta dosis vaksin untuk mempercepat vaksinasi lansia, masyarakat rentan,
masyarakat umum dan remaja. Sementara vaksinasi anak 18-59 persen baru
dilakukan di dua kawasan yakni Bodebek dan Bandung Raya.
Untuk mempercepat vaksinasi,
Gubernur Ridwan Kamil telah membentuak Divisis Khusus Percepatan Vaksinasi awal
Agustus 2021. Gubernur juga telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat agar provinsi
diberi kewenangan mengatur jatah vaksin kabupaten/kota agar efektif dan pas.
Sebab dengan daftar alokasi
perhitungan Pemerintah Pusat ternyata ditemukan banyak kabupaten/kota yang
berlebih atau sebaliknya kekurangan vaksin. (hms/sein)