Gubernur Jabar Ridwan Kamil memeriksa pasukan siapa bencana di halam gedung sate (foto:humas) |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Berdasarkan data dan informasi dari BMKG bahwa beberapa bulan kedepan akan ada cuaca ektrim berupa angin kencang yang disertai hujan. Untuk itu , perlu diantisipasi dan dilakukan mitigasi bencana. Hal ini mengingat, wilayah Jabar tergolong daerah rawan bencana alam.
Sebagai
daerah rawan bencana alam, Anggota DPRD Jabar H.Pepep Saeful Hidayat, S.Ikom,
minta kepada Pemprov Jabar seluruh OPD (organisasi Perangkat Daerah) untuk mengantisipasi dan mitigasi bencana
perlu ditingkatkan, karena provinsi
Jabar tergolong dalam kondisi daerah rawan bencana atau potensi kebencanaannya
cukup tinggi.
Bencana
yang kerap melanja wilayah Jabar , berupa tanah longsor, tanah labil/ bergerak; gempa bumi maupun banjir, Ombak besar dan
tinggi yang berpotensi tsunami.
Antisipasi
bencana sangat penting, karena bila sewaktu-waktu terjadi bencana, dapat
meminimalisir jatuh korban jiwa dan harta benda”, kata Pepep Saeful Hidayat
saat ditemui di gedung DPRD Jabar, Selasa (23/11/2021).
Dikatakan
selama musim hujan bulan Oktober hingga hari ini, sudah ada beberapa daerah
yang mengalami banjir dan tanah longsor. Seperti banjir Baleendah dan
Dayeuhkolot Kab.Bandung; Banjir dan
longsor di Kab Bogor, dan bebera daerah yang juga sudah dilanda banjir.
Untuk itu, itu, politisi PPP Jabar ini menyambut baik telah digelarnya Apel Siaga Bencana tingkat Jabar yang digelar di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (23 November 2021) pagi.
Anggota DPRD Jabar H.Pepep Saeful Hidayat, S.Ikom dari PPP (foto:istimewa). |
Dalam
Apel Siaga Bencana tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan
dari 5.312 desa di Jabar, 19 di antaranya masuk kategori risiko tinggi bencana
alam. Sebanyak 3.500 desa masuk risiko sedang. Mayoritas desa rawan bencana
hidrologi ada di wilayah Jabar selatan khususnya Kabupaten Bogor.
"Mayoritas
ada di Jabar Selatan yaitu Kabupaten Bogor maka kita perlu atensi yang lebih
maksimal," ujar Ridwan Kamil saat memberikan pengarahan kepada peserta apel
siaga bencana Jabar.
Tadi
juga Gubernur mengatakan, sebagai langkah antisipasi Pemda Provinsi Jawa Barat
sudah meminta BPBD mengawasi 19 desa tersebut. Warga yang rumahnya di sekitar
bantaran sungai dan perbukitan juga terus diingatkan agar selalu waspada saat
terjadi hujan.
"Perkiraan
musim hujan ekstrem sampai Januari 2022, maka RT/RW dan warga harus siaga 1
terutama yang rumahnya di bantaran sungai. Saya juga sudah perintahkan BPBD
agar lakukan tindakan pencegagan terukur jangan sampai menunggu korban," ujar
Emil.
Menurut
Pepep, apa yang disampaikan oleh Gubernur Emil
dalam Apel tersebut cukup tepat, hal ini sesuai dengan peringatan dari
BMKG bahwa prediksi musim hujan ekstrem di Jabar akan terjadi sampai Januari
2022. Sehingga pegelaran apel siaga bencana untuk memberikan semangat dan
penguatan bagi para pasukan yang akan bertugas di lapangan.
Dengan
kesiap siagaan bencana, dimana bisa sewaktu-waktu terjadi bencana pasukan
kebencanaan sangat siap, tandasnya. (adikaraya/husein).