BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Pemerintah
Kota Bandung siap menjadi pilot project dalam bidang teknologi dengan
menghadirkan Computer Security Incident Response Team (CSIRT).Kadiskominfot Kota Bandung Yayan A Brilyan (baju putih) (foto:diskominfo)
Kepala Dinas Komunikasi dan
Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan Ahmad Brilyana mengatakan,
teknologi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi Kota
Bandung dikenal sebagai kota jasa serta pendidikan dan tecatat dari 80 persen
warganya aktif sebagi pengguna internet.
Dengan adanya internet, terang
Yayan aktifitas dalam segala bidang terbantu, namun di sisi lain terdapat
bahaya hacker di dunia siber yang mengancam keamanan.
"Hadirnya CSIRT ini adalah
tindakan preventif dan proaktif dalam pemulihan dan penanganan. Sebab ada saja
pihak yang bertujuan tidak baik. Maka dari itu, kita harus siap dan memiliki
benteng atau kekuatan untuk menghalau hal tersebut," jelas Yayan saat
peluncuran Bandung Kota CSIRT di Balai Kota Bandung, Rabu 15 Desember 2021.
Yayan berharap CSIRT dapat
memgantisipasi masalah yang akan terjadi dan mengawal pembangunan teknologi
informasi di Kota Bandung agar berjalan aman, efektif dan efisien.
Sementara itu, Kepala Bidang
Keamanan dan Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat,
Tiomaida Seviana mengungkan, hadirnya CSIRT merupakan arahan dari Presiden Joko
Widodo.
CSIRT memberi keamanan siber yang
juga berisi perlindungan data pribadi. Sehingg kerja sama di bidang siber
adalah suatu keharusan.
"Di Jawa Barat, adanya CSIRT
adalah untuk mendukung Jabar sebagai digital province. Sebab insiden siber
sering terjadi di manapun. Data Disdukcapil, Polri bahkan direstas. Ini membuat
kita harus meningkatkan kekuatan siber dan kolaborasi di antara kita,"
ujarnya.
Ia mengungkapkan, serangan siber
di Jawa Barat meningkat pada triwulan kedua tahun 2020 saat pandemi Covid 19 di
mulai di Indonesia hingga triwulan pertama tahun 2021.
"Namun setelah diterapkan
masa pembatasan sosial berskala besar dan adaptasi kebiasaan baru, serangan
siber ini meningkat dengan dramatis," tandasnya.
Tiomaida mengatakan dengan adanya
serangan terhadap situs pemerintah, maka presiden membuat dua proyek yaitu
National Security Operation Center (NSOC) Security Operation Center (SOC) dan
Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang termaktub
dalam PP No 85 tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2022.
"Proyek ini hadir dalam
upaya penguatan keamanan dan ketahanan siber serta mendukung transformasi
digital.Maka kita membutuhkan siber security," ujarnya.
Ancaman siber semakin bertambah
didorong oleh meningkatnya intensitas penggunaan internet, koneksivitas global
dan layanan cloud untuk menyimpan data sensitif dan informasi pribadi.
Konfigurasi yang buruk pada
hardwere dan software dipasangkan dengan penjahat cyber uang semakin lihai,
menjadi risiko yang harus diantisipasi oleh organisasi. Hal tersebut berdampak
pada pentingnya penerapan cyber security pada organisasi.
"Saat ini, Provinsi Jawa
Barat termasuk dalam 10 Provinsi terpilih sebagai pilot project atau target RKP
Prioritas Nasional Pembentukan CSIRT Tahun 2020," tuturnya.
Adapun Kota Bandung merupakan
kabupaten atau Kota Kedua di Jawa Barat yang membentuk CSIRT.
"Kami berkolaborasi dengan
pusat , komunitas, Diskominfo di kabupaten, kota dan akademisi dalam rangka
penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber ini," terangnya.
Sedangkan Direktur Penanggulangan
dan Pemulihan Pemerintah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hasto Prastowo
mengaku sangat mengapresiasi hadirnya CSIRT di Kota Bandung.
"Data adalah jenis kekayaan
baru bangsa dan lebih berharga dari pada minyak, maka dalam bidang pertahanan
dan keamanan, kita harus tanggap dan siap menghadapi perang siber,"
ujarnya.
Hasto memaparkan, anomali trafik
atau serangan siber di tahun 2021 dari Januari hingga November mencapai
1.314.027.929 dengan kategori malware, trojan activity dan information leak.
"Di samping itu, serangan
siber juga bisa bersifat sosial dengan cara propaganda hitam, point and shriek,
pembanjiran informasi, raiding hingga polarisasi," ujarnya.
Ia mengatakan, BSSN telah membuat program CSIRT pada pemerintah mulai dari asistensi pembentukan, peningkatan kapabilitas hingga kematangan CSIRT.
"Kami akan membentuk CSIRT
nasional terintegrasi, sehingga ada serangan siber, bisa bersatu menyelesaikan
dengan kolaborasi, karena masalah siber ini tidak bisa ditangani sendiri,"
tuturnya. (tiwi/red).