Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarokatu
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Hari ini, Sabtu 25 Desember 2021,
saudara-saudara kita yang beragama nasrani, kembali merayakan Hari Raya Natal,
hari penuh makna akan nilai-nilai perjuangan, pengorbanan khususnya
kesederhanaan, yang tentunya dapat kita jadikan tauladan baik bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara di republik ini.
Dalam ajaran nasrani, Yesus
disebutkan telah memperlihatkan kesederhanaan dalam hidupnya. Begitu pula
Rasulullah Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang dikenal sebagai sosok sederhana,
meski beliau adalah pemimpin besar umat di dunia.
Sederhana adalah sikap yang
mengedepankan kebijaksanaan dalam memandang serta menjalani hidup dan kehidupan
di alam fana ini. Sebaliknya glamoristik, sifat seseorang yang bergaya hidup
‘hedon’ dan gemar menonjolkan kemewahannya, sudah tentu tidak memiliki
kebijaksanaan sehingga cenderung tergerak mengikuti hawa nafsu dan rasa tamak.
Tamak atau ketamakan dapat mengamputasi
sisi dan nilai-nilai kemanusiaan seorang manusia, merubah tabiat serta
perilakunya menjadi rakus layaknya se-ekor tikus, tidak pernah puas karena
selalu merasa kurang dengan apa yang sudah diperoleh atau dimilikinya.
Dan yang pasti, rasa tamak adalah
pemicu utama seseorang untuk berperilaku koruptif, sehingga berani melakukan
tindak pidana korupsi yang dampak destruktifnya, bukan hanya merugikan keuangan
atau perekonomian semata namun juga dapat menghancurkan tujuan bernegara suatu
bangsa.
Sebagai ujung tombak
pemberantasan korupsi di Indonesia, KPK tentunya membutuhkan peran serta andil
nyata segenap pemeluk agama dan kepercayaan di republik ini termasuk umat
nasrani, untuk mengentaskan penyakit kronis (korupsi) yang telah berurat akar
di negeri ini.
Salah satu wujud nyata peran dan
andil pemeluk agama adalah ikut mengkampanyekan pentingnya budaya ANTIKORUPSI,
bukan hanya di kegiatan keagamaan namun juga dalam kehidupan se hari-hari agar
dapat di contoh masyarakat hingga membentuk cluster-cluster ANTIKORUPSI
dilingkungan sekitar.
Dari informasi dan data yang kami himpun, trend mengkampanyekan budaya ANTIKORUPSI di Indonesia mulai meningkat, terutama setelah para pemeluk agama dan eksponen bangsa lainnya bersama-sama menjadi influencer budaya ANTIKORUPSI bagi masyarakat luas di Indonesia.
Hal ini tentunya dapat
mengakselerasi transformasi trend ANTIKORUPSI berlanjut menjadi gaya hidup
ANTIKORUPSI dimasa depan, yang diharapkan menjadi kelaziman dalam setiap
tatanan dan sendi kehidupan berbangsa-bernegara di bumi pertiwi.
Semangat hari raya tahun ini,
sejatinya memberikan banyak tauladan baik akan indah dan nikmatnya
kesederhanaan dalam menjalani hidup serta kehidupan. Nilai-nilai sederhana
seyogianya dapat membentengi sisi-sisi kemanusiaan umat manusia dari pengaruh
sifat glamoristik, agar ketamakan, naluriah binatang tidak bangkit apalagi
menjadi jiwa dalam pikiran dan raga manusia.
Peringatan natal bukan sekedar
perayaan yang identik dengan pesta keagamaan, natal sejatinya adalah sarana
atau momentum untuk merefleksikan diri terhadap nilai-nilai perjuangan,
pengorbanan khususnya kesederhanaan yang juga diajarkan oleh agama lainnya
dimuka bumi ini.
Selamat merayakan Hari Natal,
mari bersama kita tebar kasih serta semai selalu nilai-nilai kesederhanaan dan
semangat ANTIKORUPSI disegenap jantung serta urat nadi seluruh anak bangsa di
republik ini, agar Indonesia maju, sejahtera, aman dan damai sentosa, mulai
dari Sabang sampai Merauke, Miangas hingga Pulau Rote, dimana kemajuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat terwujud apabila korupsi benar-benar
sirna dari bumi pertiwi.
Terima kasih
Salam FBI, Firli Bahuri untuk
Indonesia
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarokatu