Anggota DPRD Jabar Drs.H. Daddy Rohanady dari FPGerindra saat melaksanakan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di SMK Caruban Nagari Cirebon (foto:istimewa) |
CIREBON, Faktabandungraya.com,-- Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Caruban Nagari yang terletak di Jalan. Pangeran Panjunan Desa Cisaat Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon Propinsi Jawa Barat, hanya memiliki satu jurusan yaitu Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Sehingga cukup wajar siswanya hanya 123 orang.
SMK Caruban Nagari adalah sekolah
swasta dibawah sebuah Yayasan Ki Gedeng Tapa Jumajan Jati yang menampung
anak-anak kurang mampu dan Yatim Piatu dalam menempah ilmu pengetahuan dan
merajut asa masa depan.
Anggota DPRD Jabar Drs.H.Daddy
Rohanady sempat terhanyak hatinya ketika menggelar kegiatan Sosialisasi Empat
Pilar Kebangsaan bertempat di SMK Caruban Nagari melihat para Siswa dan Guru
cukup antusias mengikuti kegiatan.
Saya sempat ngobrol dengan para
guru dan pengurus Yayasan, ternyata sejak SMK Caruban Nagari didirikan, para
siswa tidak dikenakan biaya pendidikan alias Gratis. Bahkan pihak sekolah tidak
mewajibkan siswa untuk memakai seragam sesuai standar.
Hal ini karena Siswa SMK Caruban
Nagari berasal dari kalangan keluaraga tidak mampu dan anak Yatim-Piatu. Namun,
semangat menempuh pendidikan masih terpatri dalam benak siswa SMK Caruban
Nagari Kabupaten Cirebon, begitu juga dengan tenaga pengajar.
Keterbatasn sarana-prasaran
pendidikan di SMK Caruban Nagari tidak menyurutkan niat mereka untuk tetap
belajar dan mengajar. Hal inilah yang membuat hati saya terheyak, ujar Daddy
Rohanady saat dihubungi melalui teleponnya terkait kegiatan sosialisasi empat
pilar kebangsaan, Senin (24/01/2022).
Dikatakan, saat ini ada 123 siswa
dan 20 orang guru siswa dengan hanya memiliki satu jurusan yaitu Teknik
Kendaraan Ringan (TKR). Bahkan, hebatnya lagi, SMK Caruban Nagari juga
pernah membebaskan siswa mengenakan seragam saat belajar. Sekolah tidak
mewajibkan siswa untuk memakai seragam sesuai standar.
Bahkan, beberapa tahun sebelumnya
sekolah malah tidak mempermasalahkan siswa sekolah memakai sarung. Namun,
karena terbentur aturan formal akhirnya kebijakan itu diubah.
Dibebaskannya siswa dalam menggunakan seragam sekolah, tentunya melihat kondisi keuangan orang tua siswa. Warna warni seragam sekolah di SMK Caruban Nagari tersebut terlihat pada hari Kamis sampai Sabtu.
Daddy Rohanady foto bersama dengan siswa SMK Caruban Nagari Cirebon (foto:daro) |
Kemeja berkerah hari Senin sampai
Selasa. Itu seragam sekolah, tetapi tidak dipaksa. Rabu putih abu-abu.
Hari Senin sampai Selasa, sekolah
menyarankan siswa mengenakan Pakaian Seragam Asal Sekolah (PSAS). Pakaian yang
disediakan sekolah tersebut dibuat patungan antara yayasan dan pihak ketiga.
Orang tua siswa yang membeli
seragam PSAS tidak dipaksakan untuk membayar lunas. Pihak sekolah memberi
kelonggaran kepada orang tua siswa untuk mencicil pakaian tersebut.
Yayasan juga mensubsidi dan itu
tergantung kemampuan orang tua. Kalau sampai lulus hanya mampu mencicil Rp 100
ribu, sisanya disubsidi yayasan.
Lebih lanjut, Legislator Jabar
dari dapil XII ( Cirebon-Indramayu) ini mengatakan, berdasarkan keterangan
pihak Yayasan dan sekolah, ternyata SMK Caruban Nagari memiliki lahan yang
cukup luas, sekitar 3 hektare.
Pihak Yayasan maupun Sekolah, sangat
mengharapkan bantuan pembangunan guna mengembangkan sayapnya dan menambah
jurusan pendidikan. Selain itu, mereka juga mengharapkan uluran tangan guna
kelangsungan operasional sekolah.
Sedangkan terkait, biaya
operasional sekolah dan honor guru, selama ini mereka hanya bergantung pada
kemurahan hati para donatur. Peserta didik digratiskan semaksimal mungkin
karena mayoritas adalah anak yatim-piatu.
Daddy juga menyampaikan saat
dirinya melakukan kegiatan empat pilar
kebangsaan, para siswa SMK Caruban Nagari cukup antusias. Dan ternyata para
siswa memang butuh pengetahuan untuk mendalami Empat Pilar, yakni Pancasila,
UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Sebagai calon penerus bangsa,
mereka harus memahami keempat pilar tersebut, bahkan dalam diskusi pun
berkembang bahwa wawasan mereka perlu dibuka seluas-luasnya. Dengan pemahaman
komprehensif tentang Empat Pilar, mereka diharapkan menjadi pemimpin yang
mumpuni pada waktunya nanti, tandasnya. (adikarya/husein).