Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan foto bersama aparatur wilayah di acara Musrenbang Rancasari (foto:humpro) |
BANDUNG, Faktabanduangraya.com,--
Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, AT., M.M., menekankan pentingnya komunikasi
dan kolaborasi yang harus terus dibangun oleh aparat kewilayahan dengan unsur
masyarakat lainnya, dalam upaya mewujudkan program pembangunan yang dapat
dirasakan manfaatnya secara luas.
Hal ini dikatakan Tedy saat menghadiri kegiatan Musrenbang tingkat
kecamatan, di Aula Kantor Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Rabu (9/2/2022).
Dikatakan, terlebih, sebagai bagian
dan kepanjangan tangan dari Pemerintah Kota Bandung, peran aparat kewilayahan
ini sangat strategis dalam upaya mewujudkan kebermanfaatan pembangunan di
masyarakat.
"Maka dari itu, informasi
sekecil apapun terkait rencana dan atau kebijakan yang akan dilakukan harus
dikomunikasikan atau disampaikan kepada masyarakat, agar outputnya dapat
dipahami dan dipatuhi oleh seluruh pihak," ujarnya.
Tedy pun mengapresiasi beberapa
program kegiatan yang telah dan terus dilakukan oleh Kecamatan Rancasari, dalam
rangka mendukung dan merealisasikan misi Kota Bandung sebagai kota yang Unggul,
Nyaman, Sejahtera, dan Agamis, meskipun dengan keterbatasan daya dukung
anggaran yang tersedia.
"Berkaitan dengan tema
Musrenbang hari ini adalah memantapkan pembangunan infrastruktur, di mana hal
ini selaras dengan keinginan dan menjadi harapan dari mayoritas masyarakat,
untuk dilakukannya pembangunan infrastruktur, khususnya terkait penanganan
banjir. Maka mudah-mudahan harapan masyarakat ini, bisa menjadi catatan dan
perhatian pemerintah untuk segera dapat diwujudkan," ucapnya.
Tedy pun mengingatkan, bahwa peran
aparat kewilayahan sebagai garda terdepan untuk dapat mencegah sekaligus
memutus rantai penularan Covid-19 warganya. Sebab, berdasarkan informasi yang
diterimanya, bahwa terjadi transisi terkait pola penyebaran Covid-19 saat ini.
Saat ini pola penyebaran covid-19
bersumber dari lingkungan sekolah kemudian terjadi penularan di lingkungan
keluarga, dan berkembang ke lingkungan perkantoran atau tempat kerja.
"Kami mendapatkan informasi
bahwa saat ini mulai terjadi peningkatan kasus Covid-19 di beberapa sekolah
hingga perkantoran, ternyata pola penyebarannya adalah ketika siswa itu datang
ke rumah dari sekolahnya, lalu tidak segera membersihkan diri dan perlengkapan
yang dipakainya, ia menjadi faktor pembawa Covid-19. Di rumah ia lalu
menyebarkan kepada orangtuanya, dan kemudian orangtuanya kerja, akhirnya
menjadi klaster perkantoran," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Tedy upaya
pencegahan yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dengan mengurangi kapasitas
dan lama kegiatan PTM terbatas, cukup tepat. Namun, ia juga mendorong agar
Pemkot Bandung harus mulai mempersiapkan beberapa strategi, bahkan hingga
skenario terburuk, jika kasus Covid-19 ini terus meningkat.
"Sehingga Pemkot Bandung,
khusus Satgas Covid-19 harus mengantisipasi sesegera mungkin, terkait
pelaksanaan PTM terbatas ini untuk lebih selektif lagi, sehingga disaat terjadi
kasus, PTM terbatas di sekolah tersebut harus ditutup sementara. Karena sejauh
ini kebijakan untuk kembali menerapkan full PJJ, masih belum akan dilakukan
oleh Pemerintah Kota Bandung," katanya. (humpro/sein).