Wakil Ketua Komisi III H. Sugianto Nangolah, SH, M.Hum(foto:ist) |
Kenapa belum maksimal, menurut Sugianto Nangolah , seharusnya program milenial dibuat berdasarkan integrasi antara desa ke kota. Sehingga, produk yang dihasilkan oleh petani milenial memiliki kejelasan.
“Jadi jangan disuruh membuat petani milenial tapi hasilnya mau diapakan belum jelas. Apakah mau diekspor, diolah, tetapi ngga ada. Jadi dari hulu ke hilirnya ini perencanaannya tidak jalan,” kata Sugianto, Rabu (16/03/2022).
Bahkan, Sugianto mempertanyakan perencanaan hulu dan hilir program petani milenial. Walaupun, petani milenial sebagai hulu tetapi hilirnya atau produk yang dihasilkan belum jelas akan dijadikan apa.
“Dari hulunya kan petani, hilirnya hasil pertaniannya dan akan dijadikan apa. Seharusnya seperti itu. Harus terintegrasi. Harus betul-betul terencana dengan matang,” ujarnya.
Sugianto menilai program petani milenial belum terlihat hasilnya padahal sudah berjalan hampir satu tahun. Sebab, program petani milenial dinilai sebagai wacana yang digaungkan untuk pencitraan.
“Ini memang wacana yang digaungkan untuk pencitraan. Dipolitisasi, itu masalahnya. Jadi bukan bekerja untuk mensejahterakan masyarakat,” pungkasnya (Adip/dbs/sein).