Plt Wali kota Bandung Yana Mulyana memaparkan pengelolaan IPAL Bojongsoang yang dikelola oleh PDAM Tirtawening Kota BAndung kepada Menkomaritim dan Investasi Luhut B Panjaitan (foto:humas). |
Hal itu ia ungkapkan saat meninjau
IPAL Bojongsoang yang dikelola oleh PDAM Tirtawening Kota Bandung, Selasa (15/3/2022).
"Saya ucapkan terimakasih juga
kepada pihak yang terus berupaya mendukung program ini (pengelolaan limbah
domestik)," ujarnya.
Luhut menerangkan, semua pemerintah
daerah harus bekerja keras menangani air limbah domestik. Harapannya, pada
tahun 2025, sebanyak 645 ribu Kepala Keluarga di 795 desa dan kelurahan serta
10 kabupaten kota terlayani sanitasi yang layak.
Ia berharap, program pengelolaan
limbah domestik terus berkesinambungan. Termasuk bersinergi dengan para pakar
dan akademisi.
"Sekitar 80 persen kita
selesaikan. Tinggal bagaimana kita terus kolaborasi pemerintah. Kata kuncinya
disiplin ini agar terintegrasi juga monitoring dan evaluasi," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Plt Wali Kota
Bandung, Yana Mulyana sempat memaparkan tentang IPAL Bojongsoang dan penanganan
limbah domestik di Kota Bandung.
Yana mengungkapkan, IPAL domestik
Bojongsoang memiliki luas 85 hektar milik Pemkot Bandung yang dikelola PDAM
Tirtawening Kota Bandung.Menkomaritim dan Investasi Luhut B Panjiatan didampingi Gubernur Jabar , Kapolda Jabar
saat meninjau IPAL Bojongsoang milik Pemkot Bandung (foto:humas).
Menurutnya, IPAL Bojongsoang telah
berumur 30 tahun dan memilikinya masih teknologi konvensional. Namun,
rencananya akan mendapatkan bantuan dari World Bank Pemerintah Jerman yaitu 1
teknologi.
Dari luas 85 hektar itu, dengan
kolam seluas 65 hektar ini hanya cukup dengan 5 hektar akan disimpan kawasan
tersebut.
"Kami simpan di sini Semua
cekungan Bandung pasti akan lari ke sini," tutur Yana.
"Di sini sementara melayani
Bandung barat dan selatan. Apabila itu direalisasikan, kebutuhan 65 hektar
kolam melayani 5 hektar bisa melayani 600 ribu rumah. Setara dengan 3 juta
penduduk Bandung," ujarnya.
Untuk itu, Yana mengaku membutuhkan
anggaran sekitar Rp 400 miliar untuk instalasi penyambung air limbah rumah.
Perlu diketahui, IPAL Bojongsoang
berfungsi untuk mengolah air limbah rumah tangga dari Kota Bandung yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai-sungai di Kota Bandung, di
samping membantu mengurangi beban pencemar yang masuk ke sungai Citarum.
Jenis buangan rumah tangga yang
diolah pada IPAL Bojongsoang adalah air limbah yang berasal dari kamar mandi,
dapur dan pencucian. Limbah industri tidak dapat diolah pada instalasi
pengolahan ini.
Sumber limbah rumah tangga (limbah
domestik ) yang masuk ke IPAL Bojongsoang dapat juga berasal dari hotel,
restoran, mal, sekolah, rumah sakit, perkantoran dan sejenisnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat,
Ridwan Kamil menerangkan, meskipun kawasan itu milik Pemkot Bandung namun mampu
memberikan manfaat bagi 5 wilayah cekungan Bandung.
"Walaupun asetnya milik kota,
kebermanfaat itu bukan hanya kota Bandung saja. Maka nanti lokasi ini di koordinasi
memberikan manfaat ke 5 wilayah cekungan Bandung," ujarnya.(yan/sein).