Salah seorang anak sedang di khitan yg digelar oleh Baznas Kota Bandung (foto:humas). |
Salah
satu pesertanya ialah Raihan Lukman. Bocah berusia enam tahun ini datang
bersama ayah dan ibunya. Ia berlari kesana kemari, bermain dengan teman
sebayanya.
"Dari
kemarin sudah hitung hari terus. 'Sekarang hari apa? Berapa hari lagi, Ma?',
gitu. Memang anaknya sendiri sudah ingin dikhitan," cerita Imas Rosita,
ibu dari Raihan.
Imas
bersyukur dengan adanya khitan massal gratis ini. Sebab, di tengah pandemi, ia
tak perlu mengeluarkan biaya di luar kebutuhan bulanannya.
Imas
melanjutkan ceritanya. Raihan adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kedua
kakaknya sudah dikhitan beberapa tahun lalu.
"Kakaknya
suka takut-takutin dia, katanya nanti pakai gunting besar. Tapi, untungnya
Raihan mah biasa aja. Dia tetap berani dan mau buat dikhitan. Soalnya
teman-teman dia juga sudah pada dikhitan. Jadi semangat," tutur Imas.
Biasanya
setelah dikhitan, anak-anak kerap meminta hadiah. Saat ditanya apa hadiah yang
diinginkan, Raihan sumringah menjawab, "Mau mobil remote".
Anak-anak dan ortu sedang menunggu giliran dipanggil untuk dikhitan (foto:humas). |
"Lima
rumah sakit yang menjadi tempat khitanan massal gratis ini antara lain, RS
Dokter Salamun, RSUD Bandung Kiwari, RS Al Islam, RSUD Ujungberung, dan RS
Muhammadiyah," ucap Ahmad.
Jika
ditotal, imbuh Ahmad, ada sekitar 211 anak yang menjadi peserta khitan massal
gratis ini. Di RS Al Islam, terdapat 46 peserta. Lalu, RS Salamun sebanyak 34
peserta, RS Muhammadiyah (36 peserta), RSUD Ujungberung (30 peserta).
"Sedangkan
di RSUD Bandung Kiwari sendiri ada 58 anak yang ikut khitan. Kami juga
memberikan kursi tambahan untuk tujuh anak yang mendaftar secara dadakan di
lokasi," paparnya.
Ahmad
mengatakan, metode laser menjadi metode khitan yang digunakan dalam kegiatan
ini. Sebab, metode laser dinilai lebih unggul dibandingkan sunat biasa.
"Metode
ini memiliki efektivitas yang serupa dengan teknik bedah listrik. Hasilnya juga
biasanya lebih rapi dan luka dapat sembuh lebih cepat. Dan belum banyak
pelayanan medis di Indonesia yang menyediakan fasilitas ini," imbuhnya.
Di
sisi lain, Wakil Ketua IV Baznas Kota Bandung, Arif Ramdani menyampaikan,
tujuan kegiatan khitanan massal ini untuk membantu masyarakat Kota Bandung yang
beragama Islam untuk mengkhitankan putranya sesuai dengan tuntunan kesehatan
dan syariat Islam.
“Caranya
mudah. Mereka kami berikan formulir melalui kepala lurah. Lalu menyertakan KK
dan KTP. Anak-anak juga harus swab dulu. Jika positif, berarti belum bisa
mengikuti khitan ini,“ ungkap Arif.
Anak yg sdh dikhitan menerima bingkisan dari Baznas Kota Bandung (foto:humas). |
"Perintah
khitan ini turun sejak zaman Nabi Ibrahim dan terus dilaksanakan oleh anak
keturunan beliau sampai kepada Nabi Muhammad saw. Khitan ini ibadah wajib untuk
menunjang ibadah lainnya," kata Nuning.
Nuning
menambahkan, dengan khitan ini bisa membantu anak-anak untuk bisa
menyempurnakan ibadah mereka setelah baligh kelak.
"Kami
berharap niat kita semua untuk mengantarkan anak-anak kita tercinta ini
melaksanakan khitan, bisa menjadi penyempurna ibadahnya saat mereka baligh
nanti," jelas Nuning. (din/red).