Anggota DPRD Jabar, H. Sugianto Nangolah, SH, MHum dari Fraksi Demokrat(foto:dok.sein). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Kota Bandung kini masih berada dalam PPKM Level 3, walaupun kasus pandemi covid-19 kian menurun. Untuk itu, sembari menunggu keputusan lebih lanjut dari Pemerintah Pusat, Pemkot Bandung telah mempersiapkan beberapa langkah untuk menuju era endemi.
Bahkan kini Pemkot Bandung, telah
melakukan relaksasi dan memberikan kelonggaran bagi masyarakat . Hal ini dilakukan agar pergerakan ekonomi
tetap berjalan tetapi mematuhi protocol kesehatan.
Dari informasi yang ditayangkan
terakhir di laman Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung, bahwa kasus
positif aktif terus mengalami penurunan dan keterisian tempat tidur (BOR) sumah sakit semakin menurun. Sehingga, cukup wajar Pemkot Bandung mempersiapkan langkah-langkah strategis dalam
menuju era endemi.
Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD
Provinsi Jawa Barat , H. Sugianto Nangolah, SH, MHum dari daerah pemilihan Kota
Bandung dan Kota Cimahi meminta Pemkot Bandung untuk berhati-hati dalam
melakukan relaksasi.
“Pemkot Bandung harus mengantisipasi
hal ini, harus berhati-hati dalam melakukan relaksasi,” kata Sugianto, Jumat (18/3/2022).
Anggota Fraksi Partai Demokrat ini
menyebut, setiap relaksasi yang dilakukan, Pemkot Bandung perlu melakukan
evaluasi yang sangat ketat.
“Kalaupun ada relaksasi ya harus
sangat ketat, supaya tidak terjadi yang tidak diinginkan,” tungkapnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Jabar ini
juga menyoroti terkait protokol kesehatan di pasar, khususnya pasar
tradisional. Sugianto meminta pedagang tetap menjaga prokes untuk
mengantisipasi penyebaran COVID-19.
“Saya juga meminta, baik kepada
pedagang dan pengunjung agar tetap memakai master. Ini adalah salah satu
ikhtiar kita. Karena protokol kesehatan, salah satunya penggunaan masker
menjadi sangat penting agar terhindar dari paparan Covid-19,” ujarnya.
Sugianto menuturkan, di sejumlah
negara saat ini kembali terjadi lonjakan kasus COVID-19. Padahal negara
tersebut telah mencapai angka vaksinasi yang sangat tinggi. Hal itu akibat
warganya terlena dan mengabaikan prokes.
“Jangan abai, jangan euphoria, jangan
lengah, masyarakat harus tetap menjaga prokes. Karena meskipun nanti vaksin
selesai 100 persen, kita tetap harus adaptasi dengan kebiasaan baru. Salah satunya
penggunaan masker,” pungkasnya. (AdiP/husein).