Asep Syaepudin Yunior bersama crew keluarga besar Radio Sonata Bandung (foto:humas). |
BANDUNG,
Faktabanduangraya.com,-- Keluarga besar Radio Sonata tengah berduka, melepas
kepergian salah satu penyiar terbaiknya, Asep Syaepudin Yunior, Selasa, 5 April
2022.
Dikenal dengan pribadi yang humoris, Asep bergabung bersama radio milik Pemerintah Kota Bandung sejak 2005 di kanal amplitude modulation (AM) dalam program "Renda Budaya".
Pada program ini, ia mengedukasi para pendengar se-Bandung Raya mengenai kesehatan pengobatan alternatif dalam bahasa Sunda.
"Pendengar radio AM itu usianya kebanyakan memang sudah mulai sepuh. Melalui program ini, Kang Asep telah ikut melestarikan budaya Sunda dengan cara cara sosialisasi kesehatan menggunakan bahasa Sunda," tutur Kepala UPT Radio Sonata, R. Hana Ganrina.
Namun, sejak tiga bulan ke belakang, kesehatan Asep semakin menurun. Ia diketahui mengidap penyakit hernia dan gangguan paru-paru.
"Paru-paru beliau sempat dioperasi memang. Hernianya juga diobati. Sudah tiga bulan dirawat di rumah sakit," ucap Hana.
Selain dikenal humoris, Asep juga memiliki sisi tegasnya. Hana mengatakan, Asep merupakan orang yang tidak takut untuk menyampaikan pendapat dan terbuka dengan perbedaan.
"Misalnya kita lagi rapat sebuah program. Ternyata dia beda pendapat dengan kita, ya dia sampaikan. Dia orang yang terbuka, ketika berdebat ya saat di rapat saja. Di luar mah sudah seru lagi," kenangnya.
Selain itu, Asep juga memiliki keahlian sebagai teknisi radio. Dalam dunia radio, seorang teknisi merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian tertentu.
"Dia punya skill itu. Kalau alat rusak, dia yang bantu memperbaikinya. Meskipun bukan pekerjaannya ya, tapi memang helpful banget orangnya," ujarnya.
"Kita para crew suka diajakin juga sama mereka," imbuhnya.
Serupa dengan Hana, rekan kerja sesama Asep penyiar Sonata 47 AM, Helmi Sophian mengatakan, para pendengar program "Renda Budaya" kira-kira mencapai 200-an orang.
"Padahal beliau ini dulunya narasumber kita, tapi malah jadi penyiar tetap di Sonata AM. Selain itu, Kang Asep juga memiliki kelebihan sebagai terapis, ia belajar langsung dari dr. Hembing, pakar pengobatan tradisional dan akupunktur," papar Helmi.
Melalui program "Renda Budaya" ini, Helmi menilai, banyak warga Bandung Raya yang tercerahkan dan teredukasi dengan baik.