Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., selaku Wakil Komandan Satgas Citarum Harum Bidang Ekosistem menggelar raker dengan Kadirjen SDA BBWS Citarum, di Makodam III/Slw (foto:pendam). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Oxbow adalah sebuah danau berbentuk huruf U yang terbentuk ketika sebuah meander yang lebar terpotong dari sungai utamanya, dan akhirnya membentuk sebuah perairan sendiri.
Sementara normalisasi dan pelurusan
alur Sungai Citarum adalah upaya pengendalian banjir di kawasan Cekungan
Bandung. Sungai mati (Oxbow) merupakan konsekuensi dari pembuatan sodetan
pelurusan alur sungai. Namun dengan adanya pengalihan aliran sungai, maka
terdapat bagian sungai yang tidak terairi dan menjadi sungai mati.
Menyikapi hal itu, Pangdam III/Slw Mayjen
TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., juga selaku Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadan
Satgas) Citarum Harum Bidang Ekosistem, melaksanakan rapat bersama Kepala
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
(Kadirjen SDA BBWS) Citarum Ir. Bastari, M.Eng, bertempat di Ruang Tirtayasa
Makodam III/Slw Jalan Aceh No. 69 Kota Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan tersebut disampaikan
Kapendam III/Slw Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, seusai mendampingi Pangdam
III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, dalam acara pertemuan bersama Kadirjen
SDA BBWS Citarum dan rombongan dalam rangka menyamakan persepsi pemanfaatan
Oxbow di Citarum Hulu.
Tujuan penataan Oxbow yaitu, upaya
pengembalian fungsi sumber air, perbaikan kualitas air sungai, pemanfaatan
ruang untuk aktifitas publik, sebagai cadangan air baku kawasan, dan sebagai
kolam retensi, ujar Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, di Kantor Pendam III/Slw,
Selasa (12/4/2022).
Lanjutnya menyampaikan, bahwa
penataan Oxbow akan dikoordinasikan dengan Pemda sesuai dengan lokasi
pemerintah daerah atau kota setempat dengan melibatkan beberapa dinas terkait.
Juga, memanfaatkan sumber daya manusia di sekitar Oxbow tersebut, pemanfaatan
Oxbow akan memberikan rasa tangung jawab dari masyarakat sekitar, dan
pemerintah daerah setempat.
Tata kelola Oxbow DAS Citarum yang
mencapai 16 buah diperlukan pembagian tugas, seperti yang mengelola wisata,
mengelola lingkungan hidup harus ada domainnya. Provinsi sampai dengan
Kabupaten/Kota, harus dilibatkan atau diikut sertakan, pasalnya mereka yang
mempunyai potensi sebagai penanggungjawab terhadap pemeliharaan maupun
keberlangsungannya tata kelola
masyarakat yang ada di wilayah sungai.
Pemda bisa memberdayakan dinas
terkait seperti Lingkungan hidup, Dinas perikanan, pertanian, pariwisata, dan
lain lainnya.Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., foto bersama jajaran Kodam III/Slw dan DIrjen SDA BBWS Citarum usai raker di di Makodam III/Slw (foto:pendam).
Sementara dengan pemanfaatan
keberadaan Oxbow tersebut, tidak hanya melihat dari asfek hukum saja, namun
harus melakukan pendekatan asfek sosial dalam penyelesaian kemungkinan adanya
konflik akibat pembangunan itu.
“Selain melakukan pendekatan asfek
sosial, juga dilakukan dengan melalui pendekatan teknologi yang merupakan
inovasi dari Kodam III/Slw, baik teknologi biologi seperti Bios 44, maupun
teknologi mekanik seperti Mesin Air (Filter Nusantara) sebagai sarana
pendukukung untuk keberlangsungan Oxbow. Sementara melalui pendekatan ekonomi
dari Oxbow tersebut akan membawa dampak positif kepada masyarakat,” terangnya.
Di akhir acara tersebut, kata
Kolonel Inf Arie Tri Hedhianto, dalam waktu dekat akan dilakukan koordinasi
antara Komando kewilayahan dengan pemerintah daerah di dalam upaya pemanfaatan
Oxbow untuk kepentingan bersama dalam mensejahterakan masyarakat sekitarnya,
imbuhnya.
Hadir dalam acara tersebut, Pangdam
III/Slw didampingi Kasdam III/Slw, Irdam III/Slw, Kapok Sahli Pangdam III/Slw.
Asrendam III/Slw, Aster Kasdam III/Slw, dan Kapendam III/Slw. Sementara Ka SDA
BBWS Citarum didampingi Kabid Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Citarum,
Kabid Operasi dan Pemeliharaan Citarum, Kasatkerops dan Har SDA Citarum, Ka PPK
OPSDA I, serta Ka PPK TL. (Pendam/red).