Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dewi Primasari sedang mensosialisasikan Posyandu Remaja (foto:hmsdinkes) |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Pemkot Bandung melalui Dinas Kesehatan menggandeng Karang Taruna di wilayah kerjanya masing-masing akan membentuk 80 Posyandu Remaja di Kota Bandung sepanjang tahun 2022. Hal ini dicanangkan melalui pertemuan Inisiasi Pembentukan Posyandu Remaja Kota Bandung di Hotel Horison, Senin (11/04/2022).
Data yang sama menunjukkan 8,26%
pelajar laki-laki dan 4,17% pelajar perempuan pernah melakukan hubungan
seksual, serta berbagai permasalahan kesehatan lainnya. Kompleksnya
permasalahan kesehatan pada remaja memerlukan penanganan yang komprehensif dan
terintegrasi melibatkan semua unsur.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota
Bandung, Anhar Hadian menyebutkan tantangan menyelenggarakan Posyandu Remaja
adalah bagaimana caranya mengajak para remaja datang ke Posyandu.
"Kalau Posyandu Balita, orang
tua akan datang membawa balitanya karena memiliki kepentingan untuk mengetahui
perkembangan anaknya. Posyandu Lansia, pesertanya akan datang sendiri karena
mereka membutuhkan wadah untuk berkumpul dan bersosialisasi, sedangkan remaja
tidak bisa diajak ke Posyandu ketika jam kerja Puskesmas karena itu masuk jam
sekolah mereka," kata Anhar.
Ia menegaskan Posyandu Remaja
membutuhkan inovasi agar dapat mengundang ketertarikan remaja untuk
berkonsultasi seputar kesehatan ataupun mendapatkan edukasi di Posyandu. Hal
ini bisa tercapai apabila pesan yang disampaikan menarik bagi kaum remaja.
Sub Koordinator Kesehatan Keluarga
dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dewi Primasari menjelaskan bahwa
Posyandu Remaja dibentuk agar dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi
remaja serta mendorong kebiasaan-kebiasaan baik pada remaja agar tidak
terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan kesehatannya di masa depan, seperti
merokok, perilaku seks bebas, jarang sikat gigi, minim aktivitas fisik, kurang
makan buah dan sayur, dan sebagainya.
"Tujuan umum Posyandu Remaja
adalah untuk mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan bagi
remaja. Intervensi masalah kesehatan usia sekolah dan remaja berpengaruh pada
perilaku, lingkungan, genetik, dan pelayanan kesehatan. Salah satu prinsip
Posyandu Remaja dengan mendekatkan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
dari, oleh, dan untuk remaja yang ada di setiap Kelurahan," kata Dewi.
Psikolog dari Pusat Riset
Universitas Padjajaran, Mawar Nitta Pohan menjabarkan tentang ruang lingkup
pendidikan kesehatan dalam Posyandu Remaja adalah seputar jati diri yang akan
membantu remaja membentuk dirinya dalam mengambil keputusan.
"Posyandu Remaja seharusnya
membantu dan membimbing remaja agar mereka mempunyai bekal yang cukup menuju
masa dewasa saat menentukan keputusan," katanya.
Terkait hal ini, ia menyarankan agar
penguatan pendidikan kesehatan remaja dalam Posyandu Remaja perlu mengutamakan
pendekatan terlebih dahulu kepada sekolah karena sekolah berperan penting dalam
kehidupan remaja. Selain itu, perlu ada isu menarik yang sesuai dengan minat
para remaja.
Ketua Karang Taruna Kota Bandung,
Andri Gunawan juga menunjukkan dukungan dan komitmennya dalam penyelenggaraan
posyandu remaja di wilayah kelurahan-kelurahan di Kota Bandung. Andri mendorong
integrasi kegiatan Karang Taruna Kelurahan dengan kegiatan Posyandu Remaja
sehingga remaja dapat mendapatkan lebih banyak manfaat dari kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan.
Ke depannya, Dinas Kesehatan Kota
Bandung bersama para stakeholder terkait berkomitmen agar Posyandu Remaja akan seperti
Posyandu Balita maupun Lansia yang bisa diakses dengan mudah dan terjangkau di
semua wilayah Kota Bandung. (hms/red).