Anggota Komisi II DPRD Jabar H.Mirza Agam Gumay, dari Fraksi Gerindra (foto:ist). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Provinsi Jabar di bawah kepemimpinan Gubernur
Ridwan Kamil memiliki visi pembangunan
yaitu “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”.
Sejalan
dengan visi tersebut, seluruh aspek penyelenggaraan pembangunan, di antaranya
sektor agrobisnis diharapkan maju.
Kemajuan
itu, selanjutnya diimplementasikan dalam program dan kegiatan strategis, baik
untuk sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, perkebunan dan
kehutanan.
Berdasarkan
penilaian saat ini, untuk mewujudkan agribisnis maju di Jabar, peluang untuk
maju sudah nampak. Hal ini, ditunjukkan dengan hadirnya penguatan sumber daya
di sektor agrobisnis.
Saat
ini, di sektor agrobisnis sudah disiapkan petani milenial, peternak milenial
dan pengelola usaha perikanan dan kelautan dari kalangan milenial pula.
Hadirnya
kelompok milenial itu, yang direkrut oleh Pemerintah Provinsi Jabar, untuk
menekuni usaha di sektor agribisnis merupakan sebuah solusi untuk menghidupkan
generasi untuk pelaku usaha di sektor agrobisnis yang saat ini jumlahnya kian
berkurang.
Hal
ini, diungkapkan Anggota Komisi II DPRD Jabar H. Mirza Agam Gumay, SmHk dari Fraksi Gerindra saat ditanya
terkait minat dan peluang kaum milenial
dibidang agrobisnis.
Fraksi
Partai Gerindra DPRD Jabar Dapil Sumedang, Majalengka dan Subang, Heri Ukasah
Sulaeman, dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.
Untuk
potensi di desa, sektor agribisnis masih terus bertahan hampir diseluruh
Kabuapten di Jabar. Untuk itu, Komisi II DPRD Jabar sangat mendorong kepada
kaum milenial untuk bergerak di bidang agrobisnis. Hal ini mengingat potensi dan peluang bergerak di sector agrobisnis
di Jabar sangat besar, ujar anggota DPRD Jabar dari Dapil Jabar 4 (Kab Cianjur)
ini.
Dikatakan,
beberapa program Pemprov Jabar untuk menggeliatkan sector agrobisnis dengan
melibatkan kaum milenial, secara langsung menumbah kembangkan pelaku UMKM yang produksinya berasal dari bahan baku hasil
usaha agrobisnis.
Sebagai
gambaran saja, makanan tahu asal Sumedang, itu bersumber dari bahan baku
kedelai, dari produk nanas Subang saat ini telah melahirkan produk makanan
seperti dodol serta dari Majalengka juga saat ini masih bertahan menghasilkan
buah mangga.
Sektor
usaha ini, dalam suasana pandemi masih bisa bertahan, sehingga upaya konkret di
sektor agrobisnis adalah solusi yang tepat.
Dalam
rangka memajukan sektor agrobisnis, ungkap Agam – sapaan—Mirza Agam Gumay ,
dengan potensi alam yang sudah ada, perlu didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai.
Dari
sisi dukungan sumber daya manusia, Jabar saat ini memiliki bonus Demografis
dimana kaum milenial jumlahnya jauh lebih besar
dari anak-anak dan orang tua.
Untuk itu, kenapa kita dukung pemprov Jabar untuk rekrutmen kalangan generasi muda/ mileial.
Untuk
memberikan daya tarik agar kaum milenial bergerak di bidang agrobisnis, tentunya perlu difasilitasi oleh pemerintah,
berupa pelatihan dari berbagai aspek, mulai dari pelatihan mengelola usaha,
pelatihan pembuatan produk berdaya saing serta pelatihan untuk memasarkan
produk yang nanti dihasilkan.
Untuk
pengembangan produk yang dihasilkan, perlu dibuat inovasi, jadi generasi muda
dituntut cermat membuat usaha yang mampu menghadirkan tuntutan pasar.
Lebih
lanjut Agam mengatakan, keterlibatan
generasi muda di sektor agrobisnis diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
meningkatnya produksi dan produktivitas usaha agrobisnis.
Melalui
pelatihan yang diikuti generasi muda, dapat terinformasikan teknologi tepat
guna sehingga secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan bahan baku dari
luar baik luar Provinsi maupun impor, tandasnya. (adip/husein).