Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie, dr. Adnan A. Sofyan (foto;humas) |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--Sejak 13 Mei silam, cacar monyet menjadi penyakit yang mulai menggentayangi penjuru negeri. Tercatat 15 negara laporkan kasus cacar monyet, salah satunya negara tetangga Indonesia yakni Australia.
Meski begitu, sampai Minggu, 29 Mei
2022 kemarin, belum ada kasus cacar monyet yang terjadi di Indonesia. Namun,
masyarakat tetap diimbau untuk terus menjaga kesehatan dan menghindari kontak
dengan hewan liar demi mencegah virus ini berkembang di Indonesia.
Kepala UPT Puskesmas Ibrahim Adjie,
dr. Adnan A. Sofyan mengatakan, jika cacar monyet sebenarnya tidak tergolong
virus berbahaya yang mematikan.
"Cacar monyet atau monkeypox ini
serupa dengan jenis cacar lainnya. Namun, memang cacar monyet termasuk penyakit
zoonis, artinta dapat menular dari hewan ke manusia," jelas Adnan saat tim
Humas Kota Bandung temui di kantornya, Senin 30 Mei 2022.
Hewan yang menularkan virus cacar ini
berasal dari hewan liar seperti monyet dan hewan pengerat. Penularan dari hewan
ini bisa terjadi akibat luka cakar atau gigitan, dan jika seseorang sembarangan
mengonsumsi daging hewan liar.
"Sedangkan penularan sesama
manusia itu bisa lewat udara, air liur, atau kulit ke kulit. Mirip cacar
lainnya, virus ini menyerang semua orang, tapi hanya orang dengan kekebalan
tubuh kurang yang akan terjangkit," paparnya.
Adnan mengatakan, untuk gejalanya
sendiri, cenderung lebih ringan dan mirip dengan cacar lainnya, antara lain:
-Demam menggigil
-Ruam atau bintik
kemerahan di kulit
-Sakit kepala
-Kelelahan
-Nyeri otot dan sendi
-Panas dingin
-Sakit punggung
-Pembengkakan kelenjar
getah bening
"Cacar ini cenderung bisa sembuh
sendiri. Untuk vaksin khususnya, belum ada sampai saat ini," ujarnya.
Meski belum ada kasusnya di Kota
Bandung, tapi Adnan menuturkan, potensi penyebarannya bisa saja terjadi.
Terlebih penyebaran cacar air ini juga lebih tinggi melalui udara.
"Untuk mencegahnya, selain
hindari kontak dengan hewan liar, kita juga harus jaga asupan nutrisi.
Istirahat yang cukup, tingkatkan kekebalan tubuh dengan olahraga. Lalu hindari
juga orang yang terindentifikasi gejala cacar monyet," imbuhnya.
Sebagai informasi, virus ini pertama
kali ditemukan pada monyet di tahun 1958 di Kopenhagen, Denmark. Sedangkan
kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970 di Republik
Kongo, Afrika.
Perbedaan utama antara gejala cacar
monyet dengan cacar biasa adalah pembengkakan kelenjar getah bening
(limfadenopati).
Untuk masa inkubasinya, (waktu dari
infeksi hingga gejala) cacar monyet biasanya 7-14 hari. Namun, dapat berkisar
antara 5-21 hari. (din)*