Seorang petani Indramyu sambil memegang kertas bertuliskan " Silahkan anda di rumah Biarkan Kami ke sawah agar bahan pangan tetap melimpah (foto:ist). |
INDRAMAYU, Faktabandungraya.com,-- Anggota Komisi II DPRD
Jawa Barat H. Syamsul Bachri, SH, MBA dari Fraksi PDIP tetap optimis provinsi
Jabar masih menjadi lumbung ketahanan pangan Nasional, walaupun setiap tahun
telah tejadi alih fungsi lahan pertanian.
Dalam mempertahankan posisi
sebagai lumbung ketahanan nasional, tentunya harus ada beberapa langkah yang harus
dilakukan oleh Pemprov Jabar, diantaranya : Pertama, mempertahankan Lahan Baku Sawah
(LBS) dan Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD).
Kedua mendorong Pemerintah
Provinsi Jabar melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) untuk terus
melakukan kajian dan berinovasi dalam bidang pertanian, agar dapat meningkatkan
hasil produktifitas pertanian.
Kedua hal tersebut, harus
dilakukan oleh Pemerintah provinsi Jabar melalui Dinas TPH, untuk itu, Komisi II DPRD Jabar terus
mendorong Dinas TPH bersama jajaran UPTD
Balai Benih Padi dan Palawija agar terus melakukan inovasi di bidang pertanian.
Hal ini penting, seiring dengan
semaki terkikisnya lahan produktif pertanian di Jabar karena alih fungsi lahan.
Ada yang menjadi komplek perumahan, pertokoan, pabrik maupun lainnya. Sehingga
Lahan Baku sawah (LBS) dan juga turut terkikis, ujar anggota Komisi II dari
daerah pemilihan Kabupaten/ Kota Cirebon dan Indramayu ini, Kamis (19/5/2022).
Dikatakan, bahwa provinsi Jabar
memiliki LBS seluas 1.028.210,60 ha dan
LSD seluas 878.587,73 ha. Dari sana muncul angka Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LP2B) per 31 Desember 2021 seluas 718,406,47 ha. Setelah
updating, angkanya berubah menjadi 730.898,31 ha. Mampukah angka tersebut
dipertahankan?..
Mempertahankan angka LP2B di Jabar,
rasanya sangat sulit, hal ini kenyataan dilapangan sudah banyak lahan tergerus
dan banyak pula Proyek Strategis Nasional (PSN) masuk ke Jabar. Padahal, setiap
pembangunan berskala besar pasti membutuhkan lahan yang relatif besar pula. Ditambah
lagi dengan alih fungsi lahan.
Agar lahan pertanian tidak
semakin tergerus dan produktifitas tetap meningkat, Komisi II DPRD Jabar juga
mendorong pembukaan lahan pertanian baru dan meningkatkan pola tanam dengan
menggunakan bibit-bibit unggul hasil penelitian dari UPTD Balai Benih Padi dan
Palawija.
Selain itu yang tidak kalah
penting juga, yaitu ketersediaan jaringan irigasi yang memadai dan ketersedian
pupuk baik organic mauun non organic.
Lebih lanjut Syamsul mengatakan, bahwa
selama pandemi covid-19 melanda Indonesia terutama Jabar, sector pertanian masih mampu bertahan bahkan
sebagai salah satu penyumbang PAD Jabar.
Untuk itu, kedepan harus ada gebrakan baru dalam pengelolaan di sektor
pertanian, sehingga meningkatkan produktifitas pertanian.
"Kita mengharapkan
kedepannya baik Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Daerah memberikan inovasi -
inovasi baru dan gebrakan - gebrakan baru agar produktifitas pertanian ini
semakin baik kedepannya," tandasnya. (Adip/husein).