Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah (foto:humas). |
BANDUNG Faktabandungraya.com,-- Beberapa harga sembako di Kota Bandung tengah alami kenaikan, seperti telur, daging ayam, gula pasir, minyak curah, cabe merah tanjung, cabe rawit, dan bawang merah.
Hal ini diakui Kepala Dinas
Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah saat
ditemui Humas Kota Bandung, Kamis, (9/6/2022).
"Setiap seminggu sekali di hari
Kamis kami terjun ke tujuh pasar tradisional dan ke tujuh toko ritel modern
untuk memantau komoditas bahan makanan di sana," ujar Elly.
Beberapa komoditas yang mengalami
kenaikan antara lain, telur yang sekarang kisarannya Rp29.000-Rp30.000 per
kilogram, dengan harga acuan seharusnya Rp24.000. Lalu, daging ayam yang kini
harganya Rp38.000 per kilogram yang normalnya Rp35.000.
Kemudian, gula pasir naik menjadi
Rp14.000-Rp14.500 per kilogram, di mana harga acuannya Rp13.500.
"Dan yang masih bertengger
adalah minyak curah. Harusnya Rp15.500 per kilogram, tapi harga tertinggi yang
kami temukan Rp18.000. Namun, sekarang di Kota Bandung sudah ada yang jual
sesuai HET," ungkapnya.
Sedangkan harga cabe merah tanjung
per kilogramnya mencapai Rp80.000. Bahkan, cabe rawit menyentuh harga
Rp100.000. Terakhir bawang merah yang berada di harga Rp50.000-Rp60.000 per
kilogram, padahal harga acuannya Rp32.000.
Elly mengatakan, naiknya harga-harga
ini disebabkan karena cuaca. Harusnya pada bulan Juni sudah masuk musim
kemarau, tapi kondisi saat ini masih musim penghujan. Belum lagi serangan hama
yang membuat kualitas menjadi menurun.
Pun dengan daging ayam dan telur. Ia
menuturkan, pada musim hujan biasanya ayam mengalami penurunan produksi telur,
sehingga menyebabkan harga naik.
"Ada juga pengaruh dari
relaksasi seperti mulai banyak pernikahan, meski memang faktor ini bukan yang
signifikan," tuturnya.
Untuk mengantisipasi harga-harga
semakin melonjak, Elly mengatakan, Disdagin Kota Bandung terus menelusuri
rantai mana yang menjadi masalah.
"Kita cari dari mana asalnya,
misal ayam itu biasanya kita dapat dari Priangan Timur. Kita tanya dari
peternak di sana, apakah ada kenaikan atau tidak? Jika ternyata dari
peternaknya tidak ada kenaikan signifikan, tapi sampai ke Bandung ternyata
tinggi, ya ini kita telusuri rantai mana yang 'bermain'," paparnya.
Namun, sampai sejauh ini Disdagin
tidak menemukan adanya kasus mafia sembako.
"Tak ada kasus seperti itu
karena harga-harganya juga tidak naik terlalu signifikan, masih dalam batas
normal," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai opsi Operasi
Pasar, Elly menuturkan, masih perlu dilakukan peninjauan lebih lanjut.
"Operasi pasar itu diadakan
jika barang di pasaran sudah langka, sehingga sulit diperoleh warga. Kemudian,
harga-harga pun mengalami kenaikan yang signifikan," jelasnya. (din/red).