Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., meninjau kondisi Stadion GBLA pasca terjadi insiden membeludaknya penonton (foto:humpro). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., melakukan peninjauan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menyusul jatuhnya korban tewas saat pertandingan antara Persib Bandung vs Persebaya Surabaya, Jumat (17/6/2022). Sehari sebelum tinjauan ke GBLA itu, Tedy juga menyempatkan takziah ke rumah duka bobotoh yang menjadi korban, Asep Solihin.
Peristiwa maut itu terjadi dalam
sebuah kericuhan saat calon penonton berdesakan memasuki gerbang stadion. Tedy
meminta kewilayahan untuk menggelar nonton bareng (nobar) sebagai upaya
alternatif menyerap animo besar fans Persib Bandung mendukung tim
kesayangannya.
"DPRD meminta unsur kewilayahan
agar juga memfasilitasi kegiatan nonton bareng di setiap kantor kecamatan
masing-masing. Bahkan hal itu bisa dikombinasikan dengan menggelar berbagai
kegiatan, seperti bazar UMKM khas wilayah masing-masing untuk bisa
diperkenalkan dan berdampak peningkatan ekonomi kepada masyarakat,"
katanya.
Usulan nobar ini muncul menyusul
kabar suksesnya gelaran nobar di layar lebar, di sejumlah titik area Stadion
GBLA. Tedy mengusulkan nobar di kewilayahan mengingat antusias bobotoh yang
bangkit seturut diizinkannya kegiatan luar ruang pasca pembatasan aktivitas
selama pandemi Covid-19.
Nobar yang digelar di luar stadion
diupayakan untuk menampung calon penonton yang tidak kebagian tiket. Sebab,
gelaran pertandingan pasca pandemi ini masih membatasi jumlah penonton yang
bisa hadir langsung di dalam stadion.
Dari informasi yang ia dapat, Tedy
menilai penyebab animo penonton di stadion GBLA begitu besar, dan bahkan sulit
ditampung. Dari tinjauan langsung itu, ada sejumlah aksi yang menyebabkan
kerusakan fasilitas stadion.
Ada sejumlah calon penonton yang
nekat memaksa masuk ke dalam dengan melakukan bebagai cara, salah satunya
memanjat pagar dan fasilitas bangunan lain, seperti kanopi yang ada di setiap
pintu masuk.
"Tentu memaksa masuk ke dalam
stadion dengan cara memanjat pagar juga kanopi ini selain berdampak potensi
kerusakan, namun juga sangat berbahaya, karena bila terjatuh, taruhannya adalah
nyawa," ucapnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau calon
penonton yang tidak memiliki tiket pertandingan agar tidak memaksakan diri
untuk masuk dan menyaksikan pertandingan di stadion.
"Oleh karena itu, kami mohon
kesadaran dan kedewasaan dari seluruh bobotoh, agar yang tidak memiliki tiket,
tidak memaksakan diri masuk ke stadion. Tentu kita memiliki kecintaan dan
gairah yang sama dalam mendukung tim Persib Bandung, tapi kita juga harus sadar
akan kondisi dan kapasitas yang terbatas dari stadion," ujar Tedy.
Untuk menampung sisa calon penonton
yang tidak mendapat tiket, Tedy berharap agar panitia pelaksana dapat
memperbanyak titik layar lebar di sekitar stadion. Ia memahami banyaknya calon
penonton yang hadir dari berbagai wilayah, termasuk dari luar negeri.
Dengan kesiapan tersebut ia berharap
Persib Bandung dapat kembali menggunakan Stadion GBLA saat mengarungi kompetisi
Liga 1 musim ini dan seterusnya.
Menyusul kerusakan yang timbul dari
pertandingan kemarin, ia meminta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota
Bandung selaku pihak pengelola stadion, agar segera menginventarisasi kerusakan
fasilitas, dan ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan.
"Jadi dari hasil tinjauan, ada
beberapa kerusakan yang terjadi yaitu, beberapa pintu gerbang yang jebol, kemudian
pintu kaca yang pecah, juga fasilitas-fasilitas lain, seperti toilet, mushola,
dan tempat lainnya yang harus segera dilaporkan paska dua pertandingan dengan
menghadirkan jumlah massa yang luar biasa banyak," ujarnya.
Dengan perbaikan yang bisa segera
dilakukan, kesiapan GBLA dalam kompetisi Liga 1 musim ini semakin memberikan
kenyamanan bagi para penonton yang hadir ke stadion. (Permana/red).