Para Fotografer sedang mengambil foto di jalan Braga Bandung (foto:hummas). |
BANDUNG, Faktabadungraya.com,-- Jalan Braga Kota Bandung memang tak pernah habis untuk dibahas. Jalan paling ikonik di Kota Bandung ini tidak hanya menjadi tempat berburu hiburan, kuliner, hingga karya seni tetapi juga momen indah.
Hal itulah yang dilakukan fotografer
asal Tasikmalaya, Rizqi Fauzi. Ia menilai Braga memiliki nilai jual di mata
para Fotografer.
“Braga itu banyak objek karya seni
terutama monumen-monumen yang menjadi ciri khasnya. Bagi fotografi, tempat yang
dikatakan mahal itu yang kaya akan seninya. Jadi menurut saya, Braga itu
memiliki nilai jual yang amat tinggi,” katanya kepada Humas Kota Bandung.
Rizqi mengaku karyanya tersebut
bukan hanya untuk koleksi pribadi, tetapi dikomersilkan.
“Karya saya ini diperjual-belikan di
Shutterstock atau di Fyber. Biasanya per hari itu saya bisa menjual 5-10 foto
dengan harga 5-50 dollar,” ungkapnya.
Seperti halnya Rizqi, Fotografer
asal Kalimantan Timur, Raffi Muhafidz juga menilai bahwa Braga sebagai ciri
khas Kota Bandung yang wajib diekspos.
“Selain memotret gedung-gedung di
sini, saya juga biasanya memotret kondisi lalu lintas dan teman-teman saja.
Nah, gedung di sini beda dari yang lain. Jadi saya rasa masyarakat Indonesia
harus tahu bahwa di Bandung ini ada yang unik yaitu Braga,” ucap Raffi.
Sependapat dengan Raffi, Muhammad
Fauzi seorang Fotografer asal Bandung juga kerap kali memotret di Braga untuk
memanjangkan hobinya.
“Saya masih sekadar hobi saja, jadi
hanya sebatas koleksi semata. Dari saya yang baru terjun di dunia fotografi,
Braga menjadi tempat yang cocok untuk dijadikan objek foto karena seni dan
nuansanya yang khas,” tutur Fauzi.
Mereka berharap, Braga tetap menjadi
wadah bagi para fotografer. Hal-hal yang belum dibenahi secara maksimal dapat
diperbaiki secara berkala.
“Harapannya lebih diperhatikan lagi
tentang kebersihan, misal setiap toko wajib memiliki tempat sampahnya sendiri.
Terlebih dari lahan parkir, agar ke depannya Braga tetap menjadi tempat yang
sangat estetik,” tuturnya. (sherly/salis, red).