Anggota DPRD Jawa Barat Drs.H. Daddy Rohanady dari Fraksi Gerindra Persatuan (foto:ist). |
Bandara Internasional Jawa Barat
(BIJB) Kertajati mulai menggeliat. Bandara yang terletak di Kabupaten
Majalengka itu oleh Pemerintah Pusat telah ditetapkan sebagai salah satu
bandara untuk pemberangkatan haji dan umroh. Selain itu, bandara tersebut ditetapkan
pula sebagai tempat maintenance, repair, and overhaul (MRO) pesawat TNI dan
Polri.
Andai saja BIJB Kertajati menjadi
pusat MRO berbagai maskapai yang ada, bandara tersebut pasti sudah super sibuk.
Mengapa? Bukankah setiap pesawat yang akan melakukan penerbangan harus diuji
dulu laik-tidaknya?
Melihat jumlah pesawat yang ada,
tampaknya menjadi sebuah keniscayaan jika BIJB Kertajati akan mampu berperan
aktif-positif menanggulangi situasi tersebut. Namun, masih dibutuhkan komitmen
untuk mewujudkannya.
Keberadaan BIJB Kertajati telah
menyedot APBD Provinsi Jabar total sekitar Rp 7 triliun. Jumlah tersebut setara
dengan sekitar dua tahun belanja APBD sebuah kabupaten. Artinya, jika uang
sebanyak itu diberikan kepada sebuah kabupaten, maka dalam dua tahun kabupaten
tersebut tidak perlu memikirkan sektor Pendapatan Daerah. Mereka tinggal
"tidur saja" karena pos Belanja Daerahnya selama dua tahun sudah
terpenuhi.
Hingga hari ini lahan BIJB Kertajati
yang sudah dibebaskan adalah seluas
1.040 hektare. Lahan seluas itu semestinya dimanfaatkan secara optimal. Memang
masih tersisa 760 hektare yang harus dibebaskan karena total luas BIJB
Kertajati dalam rencana semula adalah 1.800 hektare.
Di sekitar BIJB Kertajati tencananya
akan dibangun Aerocity Kertajati sekitar 3.200 hektare. Ada banyak peluang
besar di kawasan ini. Salah satu stimulansnya adalah kebijakan Pemerintah Pusat
untuk merelokasi PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad ke kawasan ini.
Pertanyaannya, mulai kapan?
Dulu keluhan utamanya adalah akses masuk.
Namun, hari ini sudah ada akses masuk dari Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) yang
menjadi gerbang untuk wilayah timur-barat. Kita masih menunggu penyelesaian Tol
Cileunyi- Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) untuk akses dari arah Bandung dan wilayah
lainnya di bagian selatan.
Sekarang baru 4 penerbangan cargo per
minggu. Tak lama lagi akan dibuka penerbangan untuk umroh dengan frekwensi 5
kali seminggu. Semoga kebutuhan pesawat tidak menjadi kendala. Bukankah cukup
banyak pesawat "dikandangkan" selama sekitar dua tahun pandemi
covid-19?
Semua itu menandakan bahwa BIJB
Kertajati baru terbangun dari "tidur panjangnya" dan mulai
menggeliat. Setelah menggeliat, biasanya lalu mandi, berdandan, dan mulai
berkegiatan.
Semoga BIJB Kertajati segera
mempersiapkan diri dalam segala hal. MRO yang diberikan haknya segera bisa
dimanfaatkan, penerbangan cargo segera dipadatkan, penerbangan umrah dan haji
segera diberlakukan, dan penerbangan komersial dijalankan. Semoga geliat
Kertajati menjadi pertanda ke arah kebaikan.
Memang ada banyak kebaikan yang
tertunda. Jika BIJB Kertajati sudah beroperasi secara penuh, akan banyak
manfaat yang bisa diraih. Jamah haji dan umroh asal Jawa Barat dan wilayah
terdekat bisa dipastikan tidak perlu khawatir lagi soal kemacetan dan biaya transportasi
dari/ke bandara, termasuk keluarga yang akan mengantar.
Jamaah umroh terus melonjak akibat
kuota haji Indonesia yang relatif tidak seimbang dengan jumlah calon.
Akibatnya, calon jamaah haji harus mengantri cukup lama. Bahkan, ada
kabupaten/kota yang calon jamaah hajinya harus menunggu hingga 10-15 tahun.
Waktu tunggu selama itu mengakibatkan
cukup banyak calon jamaah haji yang khawatir hajinya tidak terealisasi. Dengan
kondisi seperti itu, tidak mengheranjan jika kaum muslimin lebih memilih umroh.
Sebenarnya calon penumpang BIJB
Kertajati bukan hanya jamaah haji dan umroh. Masih berjuta calon penumpang yang
bisa disasar.
Ada berjuta pekerja migran Indonesia
(PMI) asal Jawa Barat. Mereka adalah tenaga kerja wanita (TKW) dan tenaga kerja
Indonesia (TKI) pria yang pemberangkatannya terus mengalir sepanjang tahun.
Belum lagi perjalanan dinas dan bisnis
dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Intinya, ada berjuta
calon penumpang yang menunggu beroperasinya BIJB Kertajati.
BIJB Kertajati dan kawasan Aerocity
Kertajati secara total luasnya 5.000 hektare. Dari sisi bisnis, sebenarnya
sangat terbuka peluang kerja sama dalam banyak hal. Artinya, sangat terbuka
peluang bagi investor yang ingin masuk pada bisnis yang berkaitan dengan
kebandarudaraan.
Anda berminat? Monggo. (*).