Ketua Satuan Tugas (Satgas) Harian
Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron menyampaikan, untuk memudahkan target
tersebut, Pemkot Bandung merinci target harian untuk tiap kelurahan sebanyak 53
sasaran.
"Sampai per 26 Juli kemarin, persentase vaksin booster di Kota Bandung telah mencapai 37,65 persen. Ini harus ditingkatkan lagi. Semoga saat Hari Kemerdekaan nanti kita sudah bisa mencapai target," ujar Asep pada Rabu, 27 Juli 2022.
Ia memaparkan, selama tujuh hari
sejak 20-26 Juli, penambahan konfirmasi aktif Covid-19 di Kota Bandung
menyentuh angka 144 kasus dengan kasus sembuh sebanyak 431.
Jika dibandingkan dengan
kota/kabupaten lain di Jawa Barat, ia mengatakan, Kota Bandung telah masuk
dalam tiga besar wilayah kasus aktif tertinggi.
"Sedangkan persentase capaian vaksin
booster, Kota Bandung berada di posisi kelima. Padahal, sebelumnya kita
menduduki posisi tiga besar. Ini menjadi warning bagi kita semua,"
ucapnya.
Asep mengungkapkan, peningkatan
kasus konfirmasi terjadi mulai awal bulan Juni 2022. Faktornya, selain karena
mobilitas masyarakat, peningkatan juga terjadi karena adanya penularan varian
baru.Vaksin booster
Maka dari itu, Asep menegaskan,
seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak kewilayahan bisa membantu
untuk mempercepat proses vaksinasi booster.
"Bagi 10 besar kecamatan dengan
kasus aktif tertinggi, saya titip untuk terus sosialisasi ke masyarakat. Segera
petakan bersama para lurah untuk mengondisikan upaya apa yang akan
dilakukan," imbaunya.
Ia juga menekankan, untuk mewaspadai
momentum kepulangan jamaah haji ke tanah air. Perlu adanya skema rinci alur
kepulangan para jamaah haji, terutama yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Untuk mewaspadai kepulangan
jemaah haji yang terkonfirmasi positif, kita akan mendorong isolasi mandiri
(isoman) di rumah masing-masing," kata Asep.
Harus antisipasi juga bagi pihak
keluarga agar tetap menjaga jarak dengan anggota positif yang baru pulang haji
agar tidak terjadi klaster baru," ungkapnya.
Selain itu, Asep juga mengerahkan
Dinas Pendidikan (Disdik) juga turut memantau protokol kesehatan (prokes) di
sekolah-sekolah. Sebab menurutnya, seusai jam sekolah anak-anak kerap
berkerumun tanpa menggunakan masker.
"Kita juga harus memonitor
proses pembelajaran tatap muka (PTM). Sebab banyak anak yang sudah melepas
masker sambil main dan jajan berkerumun," akunya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanagara mengaku telah
mengedarkan surat untuk seluruh fasilitas kesehatan (faskes) di Kota Bandung
agar mengaktifkan kembali piket harian.
"Namun, memang tidak bisa
setiap hari. Karena vial untuk booster ini tidak sama dengan vaksin dosis I dan
II. Sehingga harus didata dulu jumlah pastinya dari pihak kewilayahan agar para
petugas faskes bisa mempersiapkan jumlah yang pas," jelas Ahyani.
Sehingga dengan begitu, kebutuhan
dan pembukaan vial vaksin booster bisa terkelola dengan baik.
Sementara itu, Kepala Kantor
Kementerian Agama Kota Bandung, Tedi Ahmad Junaedi menjelaskan, alur pemulangan
jamaah haji Kota Bandung akan dilakukan secara bertahap.
"Jumlah peserta haji dari Kota
Bandung semula berjumlah 1.116. Lalu, wafat dua orang di Arab Saudi, sehingga
kini jumlahnya menjadi 1.114 orang yang terbagi dalam empat kloter
kepulangan," jelas Tedi.
Kloter 21 akan tiba di Indonesia
tanggal 30 Juli pukul 16.45 WIB. Lalu, tiba di Asrama Haji Embarkasi Bekasi
pukul 19.45 WIB dan sampai di Bandung pukul 00.45 WIB.
Sedangkan untuk Kloter 27 akan tiba
pada Kamis, 4 Agustus pukul 12.00 WIB di Bandara Soekarno Hatta. Lalu, tiba di
Asrama Haji Bekasi pukul 15.00 WIB dan tiba di Bandung pada pukul 20.00 WIB.
"Untuk kloter 33 akan tiba pada
Minggu, 7 Agustus pukul 10.15 WIB. Lalu, tiba di asrama pukul 13.15 WIB dan
tiba di Bandung pukul 18.15 WIB," paparnya.
Sementara kloter 42 akan tiba pada
Kamis, 11 Agustus pukul 21.20 WIB. Kemudian, tiba di Asrama Haji pukul 00.50
WIB dan tiba di Bandung pukul 05.20 WIB.
Tedi menjelaskan, bagi jamaah haji
yang terkonfirmasi positif dari hasil Swab, akan dipisahkan dari rombongan dan
dibawa ke gedung Mina E Asrama Haji.
"Jamaah yang positif akan
dibawa pakai mobil ambulans atau bus cadangan terpisah. Lalu akan dibawa
langsung ke rumah masing-masing," katanya.
Untuk menghindari kerumunan, ia
menegaskan tidak ada keluarga yang boleh menjemput para jamaah haji secara
langsung. Seluruh kepulangan akan dilakukan secara kolektif.
"Kita juga akan melibatkan tim
dari Dinkes dan tenaga kesehatan lainnya," imbuhnya. (din/red).