Rektor Unpad Prof. Rina Indiasturi foto bersama dengan Alumni dalam acara IKA Unpad 2022 (foto:humas). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,-- Universitas Padjadjaran (Unpad) meraih peringkat keempat kampus terbaik nasional versi Times Higher Education atau THE Impact Rankings 2022 dan berada di peringkat 101-200 dunia. Peringkat ini juga menilai seberapa besar pengaruh yang dihasilkan perguruan tinggi terhadap kesejahteraan masyarakat.
Rektor Unpad, Prof. Rina Indiasturi
menyampaikan, keberhasilan meraih peringkat ke empat tersebut, tentunya tidak
terlepas program riset dan pengabdian masyarakat yang salah satu didanai dari
Dana Abadi.
Dikatakan, kampus Unpad memiliki dana abadi atau endowment fund sebesar
Rp.21 Miliar yang akan digunakan untuk memperluas manfaat bagi masyarakat.
"Dananya dikumpulkan abadi, disimpan
di satu rekening dan tidak boleh berkurang. Hasil pengelolaannya akan kita
gunakan untuk beasiswa, pembangunan kampus hijau, dan riset inovasi untuk
masyarakat," papar Rina dalam pertemuan seluruh Ikatan Alumni (IKA) Unpad
pada Minggu, 3 Juli 2022 di Graha Sanusi.
Sampai saat ini, dana abadi Unpad
telah terkumpul Rp21 miliar. Namun, Rina mengakui, dana ini masih tergolong
kecil jika dibandingkan dengan kampus-kampus lainnya.
Maka dari itu, ia berharap, Unpad
bisa berkolaborasi bersama pihak kamar dagang dan industri (Kadin) serta
pemerintah pusat untuk bersama-sama memajukan kesejahteraan masyarakat.
"Para alumni hadir di sini juga
untuk berkontribusi dalam menyambut Indonesia Emas 2045. Kita yakin bisa
berkontribusi untuk menyejahterakan masyarakat," ujarnya.
Salah satu upaya Unpad dalam
menyejahterakan masyarakat melalui pembinaan UMKM. Tercatat sebanyak 500 UMKM
rutin dibina oleh IKA Unpad.
Bahkan, pada acara pertemuan akbar
IKA Unpad kali ini, terdapat 100 stand yang disediakan untuk para UMKM.
Dalam acara pertemuan IKA Unpad ini,
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, meski kini UMKM mendominasi
perekonomian di Indonesia sebanyak 99 persen, tapi realitanya peran mereka
masih kurang produktif.
"Baru 3,18 persen UMKM yang
masuk dalam golongan usaha mapan. Padahal, di 2045 kita akan masuk dalam negara
besar. Sehingga perlu adanya akselerasi transformasi digital UMKM," ucap
Teten.
Teten berharap, evolusi
kewirausahaan tersebut bisa lahir dan muncul dari para alumni Unpad.
"1,7 juta sarjana lahir dan
akan masuk ke dunia kerja. Maka, kampus pun harus mengubah mindset para sarjana
ini menjadi entrepreneur, bukan hanya kerja sebagai pegawai swasta atau
negeri," ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Tohir menuturkan, untuk memajukan
perekonomian Indonesia melalui UMKM, perlu adanya komitmen bersama membangun
ekosistem market sendiri.
"Teknologi tidak bisa
terelakkan, maka kita harus punya ekosistem dan roadmap sendiri. Harus
dipastikan ekosistem ini kita yang menangkan," tutur Erick.
Salah satu langkah pemerintah dalam
mendukung ekosistem market di negeri sendiri, melalui peningkatan kredit
perbankan bagi para UMKM.
"Malaysia dan Thailand itu
kredit perbankan untuk UMKM sudah mencapai 50 persen. Di Indonesia baru 20
persen. Kita menargetkan naik jadi 30 persen dan secara bertahap diharapkan bisa
naik sampai 50 persen," jelasnya.
Selain itu, Erick juga menekankan,
di samping pendanaan, perlu adanya pendampingan, sehingga bisa meningkatkan
kualitas produk para UMKM.
Ditemui di tempat yang sama, Ketua
IKA Unpad, Irawati Hermawan mengatakan, pertemuan alumni Unpad kali ini sangat
penting untuk menjalin kembali kolaborasi dan sinergi antar alumni.
"Ada yang dari Balikpapan,
Lampung, juga Banten ikut hadir. Semoga lewat pertemuan ini, kita juga bisa
membantu alumni unpad agar berkarir dengan lebih baik," kata Ira.