Komisi B DPRD Kota Bandung menggelar rapat kerja bersama Disbudpar Kota Bandung (foto:humpro).
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--
Komisi B DPRD Kota Bandung tagih program kerja Disbudpar Kota Bandung. Hal
tersebut dibahas dalam rapat kerja membahas evaluasi Program Kerja sampai
Triwulan II T.A 2022 bersama Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar)
Kota Bandung, di Ruang Rapat Komisi B DPRD Kota Bandung, Jumat, (1/7/2022).
Rapat ini dipimpin langsung Ketua
Komisi B, Hasan Faozi, S.Pd., dengan tetap menerapkan protokol kesehatan
Covid-19. Anggota Komisi B hadir baik secara langsung juga tidak langsung atau
melalui teleconference.
Hadir dalam rapat tersebut, Wakil
Ketua Komisi B, H. Wawan Mohamad Usman, S.P., dan juga anggota Komisi B, Agus
Salim, drg. Maya Himawati, Sp.Ort., H. Asep Mulyadi, Hj. Siti Nurjanah, S.S.,
Ir. H. Agus Gunawan, dan Dudi Himawan, S.H.
Ketua Komisi B, Hasan Faozi
menanyakan Disbudpar soal laporan program yang telah dibuat pada caturwulan I.
"Pada triwulan pertama, dulu,
program-program sudah banyak dimunculkan. Tidak kelihatan mana yang sudah
terealisasi dan mana yang belum. Ini perlu dilaporkan," kata Hasan.
Selain itu, Komisi B juga berharap
promosi Kota Bandung sebagai kota wisata kreatif perlu digencarkan. Hal
tersebut melihat masih banyak potensi di Kota Bandung yang bisa dikembangkan.
Seperti dikatakan Anggota Komisi B,
Siti Nurjanah, ia berharap promosi reklame bisa dipasang di luar Kota Bandung,
karena menurutnya dengan begitu bisa berdampak baik pada sektor lainnya.
"Promosi jangan hanya di dalam
kota saja, tapi di luar kota juga, tagline-tagline Kota Bandung yang
mengenalkan Bandung. 17 subsektor ekraf, sudah sampai mana perkembangannya?
Karena jika sudah promosi 1 wisata, akan berdampak pada mata pajak lainnya,
atau pendapatan lainnya di Kota Bandung," ujar Siti.
Selain itu, Anggota Komisi B
lainnya, Maya Himawati, mengatakan pemerintah bisa mengakomodasi pelaku seni
yang sudah ada di Kota Bandung.
"Diakomodir pelaku seni di Kota
Bandung, diberi tempat dan aturan agar tetap bisa rapi dan diterima. Misal di
cafe atau restoran-restoran di Kota Bandung, termasuk disabilitas yang
mempunyai keahlian kreatif. Banyak dari mereka misal penyanyi meskipun
disabilitas tapi bagus suaranya enak didengar," ujar Maya.
Komisi B berharap Disbudpar ke
depannya jangan terfokus pada seberapa banyak program yang dibuat, akan tetapi
harus seberapa besar dampak dari program yang dibuat.
"Evaluasi program-program yang
tahun lalu tidak terlihat, jadi mending sedikit tapi ada dampaknya untuk Kota Bandung."
pungkas Hasan Faozi. (Indra/red).