Pansus 4 DPRD Kota Bandung menggelar rapat kerja perihal Ekspose PPKD Kota Bandung tentang Pemajuan Kebudayaan (foto:humpro). |
BANDUNG, Faktabandungraya.com,--
Pansus 4 DPRD Kota Bandung menggelar rapat kerja perihal Ekspose PPKD Kota
Bandung tentang Pemajuan Kebudayaan bersama Disbudpar, Bagian Hukum, dan Tim
Naskah Akademik, di Ruang Rapat Komisi D DPRD Kota Bandung, pada Jumat
(21/7/2022).
Rapat tersebut dipimpin langsung
oleh Yoel Yosaphat S.T., selaku ketua Pansus 4 dan dihadiri oleh beberapa
anggota lainnya.
Anggota Pansus 4, Hj. Siti Nurjanah,
S.S., mengatakan, raperda ini diharapkan tidak mencampurkan nilai agama dengan
kebudayaan.
“Kita kan sebagai bangsa, di sini
dikatakan bahwa salah satu pemajuan kebudayaan itu akan mengembangkan
nilai-nilai luhur, keberagaman, persatuan, dan kesatuan bangsa. Harapan saya
raperda ini tidak sinkretisme, di mana percampuran nilai-nilai agama dan
kebudayaan karena keduanya 2 hal yang terpisah," tutur Siti.
Kemudian anggota Pansus 4 lainnya, Dr. Rini Ayu Susanti, S.E., MPd., menanyakan terkait unggulan apa saja yang akan diprioritaskan dan menjadi objek pemajuan kebudayaan di dalam Perda Pemajuan Kebudayaan nantinya.
“Apakah kita, Kota Bandung, dari 10
OPK (Objek Pemajuan Kebudayaan) plus 1 ini yang terdiri dari tradisi lisan,
adat istiadat, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa,
olahraga tradisional, permainan rakyat, manuskrip, ritus, dan cagar budaya,
apa yang akan menjadi unggulan,
karena kan sangat banyak dari 10 ini? Mungkin tidak dari salah satu ini yang
akan kita fokuskan dan diprioritaskan?” ujar Rini.
Sementara Anggota Pansus 4, Sandi
Muharam, S.E., memperhitungkan sejauh mana perhatian pemerintah menilai
keberadaan kebudayaan sebagai bagian penting dalam proses pembangunan Kota
Bandung.
“Kan biasanya selama ini yang
diperdebatkan dalam tanda kutip diperjuangkan adalah pendidikan, kesehatan,
sosial, infrastruktur, dll. Nah, bagaimana kita mengganggap kebudayaan itu
adalah hal yang penting? Kan harusnya dari sana dulu kalau kita ingin memajukan
kebudayaan ini, karena kalau kita tidak dianggap penting nanti dia berbanding
anggaran dan lain-lainnya kurang dengan keberpihakan, dan yang tak kalah
penting kita mengajak semua pihak untuk peduli pada kebudayaan,” tuturnya.
(Marhan/red).